Jakarta, CNN Indonesia --
Jagat maya diramaikan tagar tandingan yang mendukung kepolisian usai tagar #PercumaLaporPolisi populer (trending) di Twitter pada Jumat (8/10) lalu.
Tagar dukungan pada polisi muncul dengan menggunakan #PolriTegasHumanis pada Selasa (12/10) siang. Namun, berdasarkan pantauan unggahan itu didominasi akun kepolisian dan sejumlah akun lain.
Tagar #Percumalaporpolisi sebelumnya menggema di jagat Twitter sebagai respons dari pemberitaan penghentian kasus ayah perkosa tiga anak sendiri di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah warganet mengaku marah sekaligus sedih dengan adanya temuan laporan penghentian kasus itu. Tagar #Percumalaporpolisi diketahui trending pada Jumat lalu, dan beberapa warganet juga turut serta mengungkap berbagai pengalaman saat berhubungan dengan institusi kepolisian itu.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Selasa (12/10) pukul 11.42 WIB, sebanyak 8,5 ribu cuitan netizen meramaikan tagar #PolriTegasHumanis. Akun Twitter yang mencuit tagar itu didominasi oleh akun Twitter resmi kepolisian, seperti Humas Polda Jawa Timur, Polres Trenggalek dan akun Humas Polda Riau.
Pada akun @HumasPoldaJatim terpantau telah mengunggah sederet postingan yang menggunakan #PolriTegasHumanis sejak sekitar pukul 10.00 WIB.
"Polri juga mengayomi anak anak dan berikan edukasi seputar lalu lintas serta penerapan protokol kesehatan 5M. #PolriTegasHumanis. Wujudkan Polri Presisi," bunyi postingan akun @humaspoldajatim, Selasa (12/10).
Tak hanya akun Polda Jawa Timur saja, ada pula akun resmi Polsek Trenggalek turut membanjiri ribuan cuitan yang menyematkan tagar #PolriTegasHumanis. Terpantau akun itu sudah meramaikan tagar sejak sekitar pukul 10.00 WIB, dengan mengunggah dokumentasi video kegiatan kepolisian.
"Tegas dan Presisi, namun tetap humanis #PolriTegasHumanis. Wujudkan Polri Presisi," ujar akun @1trenggalek
Tak hanya diramaikan oleh sederet akun Kepolisian Republik Indonesia, beberapa akun pribadi juga turut meramaikan tagar yang diduga tandingan #PercumaLaporPolisi.
Ada pula yang mendukung komitmen Polri untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat untuk kepuasan masyarakat.
"Komitmen Polri memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan mengutamakan kepuasan masyarakat#PolriTegasHumanis Wujudkan Polri Presisi," ujar @Indahsepnantya.
Namun, ada pula akun personal lain yang mencuitkan hal ini, namun akun itu hanya memiliki sedikit aktivitas, jumlah pengikut dan akun yang diikuti. Dengan ciri demikian, akun-akun baru ini diduga memang sengaja dibuat untuk mendorong isu tertentu.
Pada akun @azka322 contohnya. Akun itu baru dibuat pada Mei 2021, memiliki jumlah pengikut 1, memiliki akun yang diikuti 4, dengan jumlah tweet 424.
"Polri Terus maju #PolriTegasHumanis," ujarnya.
Selanjutnya pada akun @HafidzHusain96. Akun itu juga menunjukkan ciri serupa dengan akun @azka322. Berdasarkan keterangan waktu pembuatan akun, diketahui akun itu baru bergabung sejak September 2021.
"Bareskrim Polri mengungkap kasus produksi dan peredaran gelap obat keras tanpa izin BPOM #PolriTegasHumanis Wujudkan Polri Presisi," ujarnya.
Kasus pemicu #PercumaLaporPolisi
Sebelumnya, pria berinisial S yang diduga memperkosa tiga anaknya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan membantah semua tuduhan yang dilayangkan kepadanya. S mengklaim tuduhanpemerkosaan terhadap ketiga anak kandungnya yang sudah viral itu merupakan fitnah dari R, mantan istrinya.
Agus Melas, kuasa hukum S, menyebut kliennya sejak awal kasus ini dilaporkan selalu kooperatif hingga kemudian Polres Luwu Timur menyatakan kasus ini di-SP3 karena tidak cukup bukti. Kalau memang kasus ini dibuka kembali, kliennya bakal kooperatif.
Sementara itu, Mabes Polri menyatakan polisi tetap aktif mencari bukti baru untuk mendalami kasus dugaan pemerkosaan yang diduga dilakukan seorang ayah terhadap tiga anaknya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Oknum Aparatur Sipil Negara (ASN), inisial S yang dilaporkan mantan istrinya atas dugaan pencabulan terhadap ketiga anaknya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan,mengancam akan melaporkan salah satu media dan penulis berita ke pihak kepolisian. Berita yang diterbitkan Project Multatuli telah melalui proses investigasi terhadap pihak terkait, termasuk Polres Luwu Timur.
AJI mendesak Polres Luwu Timur untuk segera mencabut cap hoaks terhadap berita tersebut dan meminta maaf secara terbuka. Menurut Sasmito, tindakan Polres Luwu Timur tersebut mengarah pada upaya pembungkaman pers.