ANALISIS

Rem Euforia Kala Gelombang 3 Covid-19 Hantui Natal Tahun Baru

CNN Indonesia
Jumat, 05 Nov 2021 08:05 WIB
Masyarakat diminta tidak terlena euforia turunnya level pembatasan aktivitas serta angka vaksin yang tinggi. Gelombang tiga bisa saja menanti.
Masyrakat diminta tidak terlena euforia turunnya level pembatasan aktivitas serta angka vaksin yang tinggi. Gelombang tiga bisa saja menanti. (Foto: CNN Indonesia/ Safir Makki)

Peluang Lonjakan Sporadis

Sementara itu, Epidemiolog lainnya dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko mengungkapkan daerah yang kemungkinan terancam naik kasusnya pada gelombang 3 nanti tidak hanya wilayah yang masih lemah cakupan vaksinnya.

Wilayah padat penduduk meski angka vaksin bisa disebut sudah cukup tinggi juga disebut masih berpeluang untuk terjadi lonjakan kasus Covid-19.

Miko menyebut semua tergantung pada surveilans atau strategi yang digunakan tiap wilayah. Menurut prediksinya, Miko mengatakan surveilans yang ada kurang baik sehingga tidak mampu menangkap terjadinya kasus di masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pembebasan pembatasan sosial yang sudah dilakukan sejak PPKM Level 3 sampai 1 hari ini juga bagian dari sikap ketidakhati-hatian pemerintah.

Kondisi ini menjadi akumulasi dari semua faktor yang menyebabkan gelombang ketiga naiknya kasus harian Covid-19 di Indonesia dalam waktu dekat.

"Munculnya gelombang kasus pada waktu tertentu, sangat tergantung pada perilaku masyarakatnya. Kalau dibiarkan, maka akan terjadi penularan yang luar biasa," ucap Miko ketika dihubungi terpisah.

Lonjakan kasus harian saat Natal dan Tahun Baru 2022 disebut Miko tidak akan mencapai atau lebih tinggi dari gelombang pertama di Januari 2021 dengan rata-rata kasus harian sebanyak 18 ribu.

Begitu juga tidak akan lebih banyak dari kasus harian di gelombang kedua yang terjadi pada Juli 2021 sebanyak 54 ribu kasus.

"Kemungkinan lebih rendah, kemugkinan juga di bawah 10 ribu kasus harian kalau cakupannya 50 persen di Desember 2021. Gelombang selanjutnya paling 3000 kasus per hari kalau ada kenaikan. Tidak usah takut lah," sebut Miko.

Secara garis besar, Miko menyebut lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di gelombang tiga nanti adalah buah dari tidak konsistennya pemerintah yang melonggarkan kebijakan dan upaya pencegahan paparan.

Mulai dari pelonggaran kapasitas angkutan umum, mall yang sudah 100 persen yang disebut akan menyebabkan gelombang lebih tinggi. Padahal ancaman lonjakan dan gelombang lanjutan itu nyata di depan mata.

"Masyarakat dan pemerintah harus bersatu dan tidak terpecaah seperti sekarang dalam usaha ini," ujar Miko.

(ttf/fjr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER