MEET THE GEEK

Aeshnina Vs Plastik, dan Mimpi Gantikan Menteri LHK

CNN Indonesia
Jumat, 03 Des 2021 11:05 WIB
Aeshnina Azzahra aktif dalam perjuangan menyelamatkan lingkungan, utamanya tentang bahaya limbah plastik.
Aeshnina di forum lingkungan dunia. (Foto: Arsip Pribadi)

Menjalin Pertemanan Aktivisme Dunia

Ia juga bertemu dengan sesama aktivis lingkungan dari Kolumbia, Fransisco (12). Nina menceritakan bahwa Fransisco aktif melakukan kampanye penolakan pembakaran hutan di negaranya, sampai-sampai mendapat intimidasi dari pemerintah.

Meskipun cerita dari sejawatnya itu terbilang menyeramkan, mendengar kisah itu Nina tak lantas jadi takut. 

Dia justru mengaku makin terinspirasi dengan gerakan Fransisco, lantaran meskipun mendapat represi dari pemerintah, masih tetap semangat menjadi aktivis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya enggak pernah di-hack atau dapat intimidasi kaya gitu, tapi ketika saya mengkritik pemerintah, pemerintahnya hilang, enggak muncul," tegasnya.

Di hari terakhir COP26 ia melakukan demonstrasi untuk memblokir produk Unilever karena kerap menggunakan kemasan sachet. Tetapi kegiatan itu tak diizinkan lantaran COP 26 di antaranya disponsori oleh Unilever.

"Ketika kita izin ke COP-nya, ternyata COP itu disponsori oleh Unilever, jadi kita ga bisa ngomong soal Unilever," tuturnya.

Sepulangnya dari COP 26 ia menyimpulkan bahwa berbagai negara tak siap dan takut untuk menanggapi isu sampah plastik dan perubahan iklim dengan serius. Padahal perubahan iklim berdampak tak dalam waktu dekat, melainkan jangka pada jangka panjang.

Meskipun Nina disibukkan dengan sederet aktifitas lingkungan, ia tak ubahnya seperti anak-anak seusianya. Nina mengaku saat ini masih sempat bermain dengan teman-temanya dan akhirnya kawan Nina itu juga berkecimpung di kecintaan lingkungan.

"Saya itu di SMP di sekolah punya teman-teman, tim namanya river warrior, nah itu saya melakukan pameran sampah plastik impor, banyak yang tertarik," pungkasnya.

Ingin Gantikan Bu Menteri LHK

Layanya anak seusia Nina, ia juga memiliki cita-cita tinggi. Dia mengaku bercita-cita ingin menggantikan Siti Nurbaya Bakar, pentolan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Saya cita-citanya mau menggantikan ibu Siti Nurbaya Bakar, karena sesuai pengamatan saya saat ini pemerintah enggak memprioritaskan enggak mementingkan isu lingkungan, soalnya dampaknya enggak instan jadi saya mau menggantikan mereka," tuturnya.

Meskipun masih jauh Nina melangkah untuk duduk di bangku menteri, saat ini ia sudah memutuskan di mana ia akan melanjutkan studi usai lulus SMA. 

Nina mengatakan akan mengambil studi Teknik Lingkungan atau program studi Perencanaan Wilayah. Hal itu disebutnya menjadi modal agar bisa mendalami kecintaannya kepada lingkungan.

Nina merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Ia mengatakan kedua kakaknya juga sama seperti dirinya, yaitu menjadi aktivis lingkungan. Namun berbeda-beda bidang yang dikritisi.

"Mbak (kakak) saya yang paling tua itu tentang mikroplastik, mbak saya yang tengah fokus dalam regulasi masyarakat belajar tentang undang-undang dan hukum, dan saya di bidang sampah impor dan bersama anak muda ini tugasnya," pungkasnya.

Lebih lanjut ia berpesan kepada seluruh anak di Indonesia bahwa anak juga mempunyai hak untuk hidup di lingkungan bersih, sehat, aman. Sehingga anak juga harus bersuara, berjuang dan berpendapat, "enggak boleh takut, enggak boleh malu, dan berani berubah". 

(can/fjr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER