Pada akhirnya, usaha Musk itu membuahkan hasil dengan mendapat modal patungan dari 19 investor, termasuk dari Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal Al-Saud yang mulanya menentang akuisisi itu.
Dikutip dari Reuters, investor yang menggelontorkan dana terbesar bagi Musk adalah Pangeran Alwaleed senilai US$1,89 miliar (Rp27,7 triliun).
Di belakangnya, co-founder Oracle Corp Larry Ellison, seorang pengusaha yang mengklaim sebagai teman teman dekat Elon, menyidorkan senilai US$1 miliar (Rp14,6 triliun). Sementara, 17 investor lainnya menyumbang di bawah US$1 miliar. (Daftar lengkapnya pada grafik Reuters di bawah ini)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investor Ekuitas | Deskripsi | Komitmen Ekuitas |
A.M. Management & Consulting | - | US$25 juta |
AH Capital Management | VC firm founded by Marc Andreessen and Ben Horowitz | US$400 juta |
Aliya Capital Partners | SpaceX investor | US$360 juta |
BAMCO | Investment adviser | US$100 juta |
Binance | Cryptocurrency firm | US$500 juta |
Brookfield | Canadian investment firm with over $690 billion assets under management | US$250 juta |
DFJ Growth IV Partners | Tesla, SolarCity, SpaceX and The Boring Company investor | US$100 juta |
Fidelity Management & Research Company | Acts as the investment advisor to Fidelity's family of mutual funds | US$316 juta |
Honeycomb Asset Management | Private investment firm led by Chief Investment Officer David Fiszel | US$5 juta |
Key Wealth Advisors | US$30 juta | |
Lawrence J. Ellison Revocable Trust | Oracle co-founder Larry Ellison's trust | US$1 miliar |
Litani Ventures | Chicago-based VC firm | US$25 juta |
Qatar Holding | Investment house founded by Qatar Investment Authority | US$375 juta |
Sequoia Capital Fund | Invested in The Boring Company | US$800 juta |
Strauss Capital LLC | - | US$150 juta |
Tresser Blvd 402 LLC (Cartenna) | - | US$8.5 juta |
VyCapital | Invested in The Boring Company | US$700 juta |
Witkoff Capital | New York-based real estate tycoon Steven Witkoff's firm | US$100 juta |
Pangeran Alwaleed bin Talal | Twitter investor | US$1.89 miliar (34,948,975 lembar saham) |
Usai menyepakati pendanaan itu, Pangeran Alwaleed bin Talal, Kamis (5/5), mengatakan Elon Musk akan menjadi 'pemimpin yang sangat baik' untuk Twitter.
"Saya percaya Anda (MUSK) akan menjadi pemimpin yang sangat baik bagi Twitter untuk mendorong dan memaksimalkan potensi besarnya," kicaunya via Twitter.
"Kingdom Holding Company dan saya berharap untuk meluncurkan US$1,9 miliar kami di Twitter dan bergabung dengan Anda dalam perjalanan yang mengasyikkan ini," tambah dia, sambil menyebut Musk sebagai "teman baru".
Padahal, ia pada 14 April sempat menentang tawaran pembelian 100 persen saham Twitter oleh Elon Musk dengan mengatakan harga yang ditawarkan tidak mendekati nilai intrinsik Twitter mengingat prospek pertumbuhan platform itu.
Kingdom Holding enggan berkomentar lebih lanjut ihwal pendanaan tersebut kepada Reuters.
Belum tuntas kesepakatan akusisi itu, dikutip dari The New York Times, Elon Musk kembali menebar janji, salah satunya berkomitmen akan meningkatkan pendapatan tahunan Twitter menjadi US$26,4 miliar (Rp386,186 triliun) pada 2028, atau naik dari US$5 miliar pada 2021, Jumat (6/5).
Mengutip presentasi Musk kepada para investor, keuntungan dari iklan akan turun 45 persen dari total pendapatan, atau turun dari sekitar 90 persen pada 2020. Ini diprediksi akan menghasilkan pendapatan US$2 miliar pada 2028.
Namun, keuntungan dari langganan diperkirakan akan bertambah US$10 miliar. Selain itu, CEO Tesla ini juga akan meningkatkan arus kas Twitter menjadi US$3,2 miliar pada 2025 dan US$9,4 miliar pada 2028.
Di luar rencana pendapatan, Musk juga melontarkan sederet program teknis, seperti mengembalikan time line Twitter menjadi kronologis ketimbang pilihan algoritma, , menindak bot spam, mengurangi jumlah moderasi konten untuk memfasilitasi lebih banyak "kebebasan berpendapat".
Bentuk konkretnya adalah pengembalian akun mantan Presiden AS Donald Trump, yang sempat diblokir karena dinilai provokatif.
Namun demikian, sejauh ini belum ada kepastian soal kebijakan-kebijakan Twitter itu lantaran akuisisi belum final dan Musk belum sah jadi pemilik perusahaan.
"Sebelum kesepakatan [akuisisi]-nya ditutup, kita tidak tahu kemana arah tujuan platform ini," kata CEO Twitter Parag Agrawal, dikutip dari CNBC.
(arh/nto/can/arh)