Elon Musk Belum Resmi Jadi Pemilik Twitter, Apa Lagi Prosesnya?

CNN Indonesia
Jumat, 13 Mei 2022 16:35 WIB
Pembelian 100 persen saham Twitter oleh miliarder Elon Musk tak segampang dikira karena perlu mengonsolidasikan pendanaan dari investor sebelum Oktober 2022.
Pangeran Alwaleed bin Talal sempat menentang pembelian Twitter oleh Elon Musk. (Foto: AFP PHOTO / BERTRAND GUAY)

Pada akhirnya, usaha Musk itu membuahkan hasil dengan mendapat modal patungan dari 19 investor, termasuk dari Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal Al-Saud yang mulanya menentang akuisisi itu.

Dikutip dari Reuters, investor yang menggelontorkan dana terbesar bagi Musk adalah Pangeran Alwaleed senilai US$1,89 miliar (Rp27,7 triliun).

Di belakangnya, co-founder Oracle Corp Larry Ellison, seorang pengusaha yang mengklaim sebagai teman teman dekat Elon, menyidorkan senilai US$1 miliar (Rp14,6 triliun). Sementara, 17 investor lainnya menyumbang di bawah US$1 miliar. (Daftar lengkapnya pada grafik Reuters di bawah ini)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Investor Ekuitas

Deskripsi

Komitmen Ekuitas

A.M. Management & Consulting

-

US$25 juta

AH Capital Management

VC firm founded by Marc Andreessen and Ben Horowitz

US$400 juta

Aliya Capital Partners

SpaceX investor

US$360 juta

BAMCO

Investment adviser

US$100 juta

Binance

Cryptocurrency firm

US$500 juta

Brookfield

Canadian investment firm with over $690 billion assets under management

US$250 juta

DFJ Growth IV Partners

Tesla, SolarCity, SpaceX and The Boring Company investor

US$100 juta

Fidelity Management & Research Company 

Acts as the investment advisor to Fidelity's family of mutual funds

US$316 juta

Honeycomb Asset Management

Private investment firm led by Chief Investment Officer David Fiszel

US$5 juta

Key Wealth Advisors

US$30 juta

Lawrence J. Ellison Revocable Trust

Oracle co-founder Larry Ellison's trust

US$1 miliar

Litani Ventures

Chicago-based VC firm

US$25 juta

Qatar Holding

Investment house founded by Qatar Investment Authority

US$375 juta

Sequoia Capital Fund

Invested in The Boring Company

US$800 juta

Strauss Capital LLC

-

US$150 juta

Tresser Blvd 402 LLC (Cartenna)

-

US$8.5 juta

VyCapital

Invested in The Boring Company

US$700 juta

Witkoff Capital

New York-based real estate tycoon Steven Witkoff's firm

US$100 juta

Pangeran Alwaleed bin Talal

Twitter investor

US$1.89 miliar (34,948,975 lembar saham)


Usai menyepakati pendanaan itu, Pangeran Alwaleed bin Talal, Kamis (5/5), mengatakan Elon Musk akan menjadi 'pemimpin yang sangat baik' untuk Twitter.

"Saya percaya Anda (MUSK) akan menjadi pemimpin yang sangat baik bagi Twitter untuk mendorong dan memaksimalkan potensi besarnya," kicaunya via Twitter.

"Kingdom Holding Company dan saya berharap untuk meluncurkan US$1,9 miliar kami di Twitter dan bergabung dengan Anda dalam perjalanan yang mengasyikkan ini," tambah dia, sambil menyebut Musk sebagai "teman baru".

Padahal, ia pada 14 April sempat menentang tawaran pembelian 100 persen saham Twitter oleh Elon Musk dengan mengatakan harga yang ditawarkan tidak mendekati nilai intrinsik Twitter mengingat prospek pertumbuhan platform itu.

Kingdom Holding enggan berkomentar lebih lanjut ihwal pendanaan tersebut kepada Reuters.

Janji dan Kontroversi

Belum tuntas kesepakatan akusisi itu, dikutip dari The New York Times, Elon Musk kembali menebar janji, salah satunya berkomitmen akan meningkatkan pendapatan tahunan Twitter menjadi US$26,4 miliar (Rp386,186 triliun) pada 2028, atau naik dari US$5 miliar pada 2021, Jumat (6/5).

Mengutip presentasi Musk kepada para investor, keuntungan dari iklan akan turun 45 persen dari total pendapatan, atau turun dari sekitar 90 persen pada 2020. Ini diprediksi akan menghasilkan pendapatan US$2 miliar pada 2028.

Namun, keuntungan dari langganan diperkirakan akan bertambah US$10 miliar. Selain itu, CEO Tesla ini juga akan meningkatkan arus kas Twitter menjadi US$3,2 miliar pada 2025 dan US$9,4 miliar pada 2028.

Di luar rencana pendapatan, Musk juga melontarkan sederet program teknis, seperti mengembalikan time line Twitter menjadi kronologis ketimbang pilihan algoritma, , menindak bot spam, mengurangi jumlah moderasi konten untuk memfasilitasi lebih banyak "kebebasan berpendapat".

Bentuk konkretnya adalah pengembalian akun mantan Presiden AS Donald Trump, yang sempat diblokir karena dinilai provokatif.

Namun demikian, sejauh ini belum ada kepastian soal kebijakan-kebijakan Twitter itu lantaran akuisisi belum final dan Musk belum sah jadi pemilik perusahaan.

"Sebelum kesepakatan [akuisisi]-nya ditutup, kita tidak tahu kemana arah tujuan platform ini," kata CEO Twitter Parag Agrawal, dikutip dari CNBC.

(arh/nto/can/arh)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER