Elon Musk Belum Resmi Jadi Pemilik Twitter, Apa Lagi Prosesnya?

CNN Indonesia
Jumat, 13 Mei 2022 16:35 WIB
Pembelian 100 persen saham Twitter oleh miliarder Elon Musk tak segampang dikira karena perlu mengonsolidasikan pendanaan dari investor sebelum Oktober 2022.
Miliarder Elon Musk menggalang dana dari sejumlah investor untuk menuntaskan akusisi Twitter. (Foto: REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Usai mendapat lampu hijau pembelian 100 persen saham Twitter, Senin (25/4), miliarder Elon Musk masih harus menyelesaikan pembayaran sebelum resmi menjadi pemilik utuh platform media sosial ini. Lalu kapan saga pencaplokan platform media sosial ini tuntas?

Pada 4 April, Musk lebih dahulu membeli 9,2 persen saham Twitter seharga US$2,89 miliar atau sekitar Rp41,44 triliun. Itu menjadikannya sebagai pemegang saham individu terbesar.

Sepuluh hari berselang, miliarder berusia 50 tahun itu digugat secara class action oleh mantan pemilik saham Twitter, Marc Rasella, ke pengadilan federal di Manhattan, New York. Belum tuntas gugatan ini, Musk sudah mengambil langkah lebih besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan dokumen penawaran di Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC) tertanggal 12 Mei, Musk mengajukan pembelian semua saham di luar yang sudah ia kuasai dengan harga US$54,2 atau sekitar Rp791 ribu per lembar sahamnya.

Sempat ditentang salah satu pemegang saham besar, Pangeran Alwaleed bin Talal, dan Dewan Direksi melalui kebijakan 'poison pills', penawaran senilai total US$44 miliar atau sekitar Rp637,1 triliun itu pada akhirnya disetujui per Senin (25/4).

Gugatan kembali menghadang Musk usai persetujuan pengambilalihan itu. Dia digugat secara class action oleh pengelola Dana Pensiun Florida di Pengadilan Kanselir Delaware, Jumat (6/5). Mereka meminta Musk menghentikan transaksi pengambilalihan Twitter sebelum 2025.

Pihak pengelola dana pensiun polisi Orlando mengklaim undang-undang Delaware melarang merger secara cepat. Sejauh ini, kasusnya masih berproses.

Target Oktober

Kendati sudah setuju di angka US$44 miliar, Elon Musk belum sah menjadikan Twitter korporasi privat. Pasalnya, penuntasan proses akuisisi itu masih menunggu persetujuan para pemegang saham Twitter lewat proses voting.

Twitter sendiri belum mengumumkan kapan proses voting dilakukan. Meskipun, pertemuan tahunan para pemegang saham akan berlangsung pada Rabu (25/5).

Saat ini, ada dua regulator yang berperan penting. Pertama yakni Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) dan Komisi Perdagangan, serta Kementerian Kehakiman Amerika Serikat.

Dokumen pengajuan di SEC mengungkapkan bahwa kesepakatan akuisisi itu juga dapat diakhiri jika tidak ditutup alias tuntas pada 24 Oktober 2022 pukul 17.00 waktu setempat.

Namun, tetap ada klausul perpanjangan tenggat selama enam bulan jika diperlukan "untuk memenuhi syarat-syarat penutupan kesepakatan tertentu yang terkait dengan undang-undang antimonopoli, undang-undang investasi asing, atau tindakan pemerintah lainnya yang dapat memengaruhi perjanjian itu".

CEO SpaceX itu juga diwajibkan membayar biaya penghentian US$1 miliar (Rp14,6 triliun) jika tidak menyelesaikan akuisisi itu. Selain itu, Twitter juga masih dapat menerima tawaran lain jika prosesnya tuntas sebelum penutupan akusisi oleh Musk.

Dana patungan

Untuk menuntaskan pembayaran yang nilanya hampir mencapai delapan kali APBD DKI 2022 itu sebelum tenggat, Elon Musk, manusia terkaya dunia dengan total kekayaan US$223 miliar (Rp3.262,5 triliun) tak mengeluarkan duit dari kocek sendiri.

Dia melakukan 'blusukan' ke sejumlah investor untuk mendapat utang. 

Dikutip dari Reuters, untuk meraih dukungan para investor itu Musk menebar janji akan meningkatkan komitmen pembiayaan Twitter dari awalnya US$21 miliar (Rp306,944 triliun) menjadi US$27,25 miliar (Rp398,296 triliun). Ini termasuk pendanaan baru US$7,14 miliar (Rp104,36 triliun) yang diumumkan pada Kamis pekan lalu.

Elon juga telah mendapatkan komitmen dari bank senilai US$13 miliar (Rp190 triliun) dalam bentuk pinjaman dengan jaminan saham Twitter.

Di luar itu, Musk mendapat pinjaman margin (pinjaman dengan jaminan saham) dari Morgan Stanley dengan memakai saham Tesla senilai US$6,25 miliar, atau turun dari US$12,5 miliar yang diumumkan pada 21 April.

Rincian investor pendukung akusisi Musk di halaman berikutnya...

[Gambas:Video CNN]

Dukungan Besar Pangeran Saudi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER