Ketertarikan Masyarakat ke TV Digital Diklaim Meningkat
Ketertarikan masyarakat kepada siaran TV digital disebut mengalami peningkatan. Hal itu diketahui lewat tiga survei yang PT Multi Utama Risetindo.
Dari tiga survei yang dilakukan ketertarikan pada siaran TV digital tidak berbayar mengalami peningkatan. Meskipun sejumlah responden menyebut belum akan beralih segera.
Survey pertama yang dilakukan pada Juni hingga Juli 2021 menunjukkan ketertarikan masyarakat untuk menonton siaran TV digital berada di angka 62,74 persen.
Kemudian survei terbaru pada Maret 2022 menunjukkan ketertarikan masyarakat pada siaran TV digital berada di angka 72,26 persen, hampir tiga perempat angka responden yang totalnya 11300 orang dari 34 provinsi.
Direktur PT Multi Utama Risetindo, Murdan Alfa Satyawan menyebut ada beberapa faktor yang membuat masyarakat tertarik dengan siaran TV digital, seperti gambarnya yang lebih jelas, suara yang lebih jernih, layanan tidak berbayar, pemilihan channel yang lebih banyak, dan sinyal yang stabil.
"Mereka mengatakan saya tertarik pada TV digital karena tidak berbayar. Kemudian pemilihan channelnya juga lebih banyak. Kemudian sinyal juga lebih stabil, karena kalau pake analog biasa hujan sedikit langsung semut, atau gambarnya terganggu," katanya dalam Webinar Survei Kesiapan Masyarakat dalam Mendukung Era Baru Siaran TV Digital yang ditayangkan secara daring, Rabu (6/7).
Selain itu, harga perangkat penunjang set top box (STB) yang terjangkau juga disebut Murdan sebagai salah satu alasan masyarakat tertarik pada siaran TV digital.
STB merupakan perangkat penunjang yang digunakan TV analog untuk menangkap siaran TV digital. Perangkat STB berperan seabgai perantara antara TV dan antena.
STB yang dapat menangkap sinyal TV digital di Indonesia harus sudah tersertifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominf0).
Menurut pantauan CNNIndonesia.com, STB yang telah tersertifikasi Kominfo dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp198 ribu hingga Rp570 ribu.
Dampak ASO pada parameter rating siaran TV
Suntik mati TV analog atau analog switch off (ASO) tak hanya berdampak kepada lembaga penyiaran dan masyarakat sebagai konsumen. Program ini juga berdampak bagi lembaga rating seperti Nielsen Audience Measurement.
Direktur Eksekutif PT. Nielson Audience Measurement Hellen Katherina menyebut ASO membuat pihaknya menambahkan satu parameter dalam angka rating, yakni digital ready home.
"Kami menambahkan informasi di dalam database yang kami rilis kepada industri dan digunakan pelaku untuk trading. Di dalam databasenya itu kami menambahkan satu parameter yang namanya digital ready home," ujarnya dalam acara yang sama.
Dikarenakan angka rating digunakan sebagai landasan untuk jual beli iklan, maka informasi terkait ketersediaan siaran digital sangat diperlukan. Dengan data tersebut pengguna data dapat memantau perkembangannya kesiapan konsumen siaran TV digital setiap bulannya.
Data tersebut memuat tiga variabel, yakni pengguna TV berbayar, pengguna TV yang dapat menyaksikan siaran analog dan digital, serta pengguna yang hanya bisa menyaksikan siaran TV analog.
(lom/lth)