Dikutip dari situs CDC, zat antihuru-hara ini, karena berbentuk cair atau padat (misalnya bubuk), seperti CN dan CS dapat dilepaskan ke udara berupa tetesan atau partikel halus.
Korban dapat terpapar melalui kontak kulit, kontak mata, atau pernapasan dalam beberapa detik setelah paparan. Efeknya tergantung pada jumlah gas yang dilepaskan, lokasi paparan (di dalam ruangan atau di luar ruangan), bagaimana orang tersebut terpapar, dan lamanya waktu paparan.
Efeknya biasanya berumur pendek, yakni 15-30 menit, setelah korban dipindahkan dari paparan gas dan dibersihkan atau didekontaminasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang yang terpapar gas kemungkinan mengalami beberapa atau semua gejala berikut:
1. Mata: berair berlebihan, terasa terbakar, penglihatan kabur, kemerahan.
2. Hidung: meler, rasa terbakar, bengkak.
3. Mulut: rasa terbakar, iritasi, kesulitan menelan, air liur banyak.
4. Paru-paru: dada terasa sesak, batuk, rasa tercekik, sesak napas.
5. Kulit: luka bakar, ruam.
6. Lainnya: mual dan muntah.
Sementara, paparan dalam jangka panjang atau dosis besar, terutama di tempat tertutup, dapat menyebabkan efek parah sebagai berikut:
1. Kebutaan.
2. Glukoma (kondisi mata serius yang dapat menyebabkan kebutaan).
3. Kematian segera karena luka bakar kimia parah di tenggorokan dan paru-paru.
3. Kegagalan pernapasan yang mungkin mengakibatkan kematian.
Efek-efek di atas akan berlipat ganda bagi mereka yang memiliki penyakit gangguan pernapasan.
Penggunaan gas air mata biasanya diatur oleh produsennya. Mengutip SITU Research, kebanyakan pabrikan pembuat kanister gas air mata memasukkan peringatan yang jelas bahwa produk mereka bisa menyebabkan cedera fatal atau kematian jika ditembakkan langsung kepada orang lain.
"Mereka juga menegaskan, gas air mata hanya boleh ditembakkan dengan sudut tertentu, dari jarak minimal," tulisnya.
Selain itu, Amnesty International juga mengeluarkan panduan untuk menggunakan gas air mata. Salah satunya adalah "gas air mata tidak boleh ditembakkan secara vertikal ke udara karena proyektil yang jatuh bisa mengenai orang di bawahnya, menyebabkan cedera serius".
Jumlah gas air mata yang digunakan pun harus seminimal mungkin untuk menghindari orang-orang di area sekitar terdampak. "Gas air mata hanya digunakan dalam cara yang hati-hati dan terkoordinasi, berdasarkan instruksi yang jelas soal jumlah yang akan digunakan".
Jika telanjur terkena gas air mata, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Pertama, orang tersebut harus meninggalkan gedung atau ruangan dengan segera serta mencari udara segar jika terkena di dalam ruangan tertutup. Orang tersebut juga harus mencari tempat yang lebih tinggi dari gas-gas yang ditembakkan.
Kedua, tutup mulut dan hidung dengan pakaian atau jaket yang bersih. Penggunaan masker debu atau kacamata juga bisa sedikit membantu.
Jika telanjur terkena, pakaian yang terkena gas air mata harus dilepas secepat mungkin tanpa menariknya ke atas kepala. Bungkus pakaian tersebut di tas plastik atau di tempat terpisah.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Bumi Bulat? |
Ketiga, cuci wajah dan tubuh menggunakan sabun dan air untuk menghilangkan zat kimia yang menempel. Jika merasakan sensasi terbakar, segera cari pertolongan medis.
Keempat, bilas semua jejak-jejak bahan kimia yang menempel di kulit, dinginkan dengan air, dan diselimuti. Jika sensasi terbakar terasa di mata, Anda bisa membilasnya selama 10-15 menit dengan air bersih.
Tak ketinggalan, lepaskan lensa kontak. Tujuannya adalah melepaskan jejak kimia untuk mencegah kerusakan lanjutan pada mata.
Sementara, mereka yang mengalami masalah pernapasan harus segera mendapat bantuan oksigen. Penderita asma juga harus mendapat ruang terbuka untuk udara dan napas buatan.
(lth/arh)