Ahli Bongkar Muslihat Gimik Blue Monday, Hari Termuram dalam Setahun

CNN Indonesia
Senin, 16 Jan 2023 07:24 WIB
Blue Monday yang jatuh setiap Senin ketiga di Januari konon jadi hari yang paling menyedihkan sepanjang tahun. Simak faktanya.
Ilustrasi. Senin ketiga Januari diklaim terkait dengan kesedihan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Blue Monday yang jatuh setiap Senin ketiga di Januari diisukan sebagai hari yang paling menyedihkan dalam setahun. Benarkah demikian?

Kesedihan itu kerap dikaitkan dengan campuran cuaca buruk, jeda pasca-Natal, faktor keuangan, dan resolusi Tahun Baru yang tidak dapat dicapai.

Dikutip dari LiveScience, istilah Blue Monday (terjemahan harfiahnya 'Senin Biru' meski tak pas) pertama kali diciptakan pada 2004 oleh Cliff Arnall, seorang psikolog dan motivator.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu terjadi setelah dia didekati oleh perusahaan perjalanan Inggris Sky Travel, yang sekarang sudah tidak beroperasi, untuk menghasilkan formula untuk menentukan hari paling menyedihkan sepanjang tahun.

Blue Monday kemudian menjadi inti dari kampanye iklan Sky Travel yang dirancang untuk mendorong pemesanan liburan yang, saran perusahaan, akan mengurangi beberapa kesengsaraan Blue Monday.

Namun, perhitungan Arnall ditolak mentah-mentah oleh komunitas ilmiah dan akademik.

"Sedih musim dingin adalah respons alami terhadap libur Natal dan berakhirnya perayaan, tetapi menjadikan perasaan normal semacam itu sebagai 'depresi akut' seperti Blue Monday adalah salah," cetus Craig Jackson, profesor psikologi kesehatan di Birmingham City University, Inggris.

"Etikanya dipertanyakan. Tidak ada bukti penelitian yang kredibel yang menunjukkan bahwa Blue Monday lebih menyedihkan daripada hari lain atau bahkan hari paling menyedihkan dalam setahun," katanya.

Dia mengungkapkan sejumlah penanda kesehatan masyarakat, seperti kematian, penyakit, morbiditas psikiatris, dan bahkan perkiraan kematian atau upaya bunuh diri tidak menunjukkan peningkatan pada atau sekitar Senin ketiga Januari setiap tahun dibandingkan dengan hari-hari lain.

"Satu-satunya cara tanggal ini dapat dilihat sebagai lebih menyedihkan daripada yang lain adalah karena media arus utama memberi tahu orang-orang bahwa ini adalah Blue Monday sehingga efek ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya dapat terjadi. Orang-orang perlu tahu ini bukan fakta ilmiah," ungkap Jackson.

Alhasil, kata dia, Blue Monday harus dianggap tidak lebih gimik PR yang nakal bahkan membahayakan.

"Gagasan tentang Blue Monday dapat menyesatkan orang-orang yang berjuang dengan masalah kesehatan mental dan pikiran untuk bunuh diri," ujar dia.

Depresi adalah masalah kesehatan yang kompleks. Angka yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan sekitar 280 juta orang di dunia saat ini mengalami depresi.

Depresi dapat menyebabkan berbagai gejala dan bervariasi dari ringan hingga berat. Penyebabnya kompleks, termasuk reaksi kimiawi, sosial, keadaan sulit, pengalaman traumatis masa kanak-kanak atau masa lalu.

"Membodohi pemahaman kita tentang depresi dan suasana hati yang buruk tidak menguntungkan siapa pun," katanya.

"Blue Monday tidak relevan. Orang-orang bebas untuk mengabaikannya dan menantang tipu muslihat bodoh ini kapan pun itu muncul," tegas Jackson.

Faktor musim

Meski demikian, Jackson mencatat bahwa bulan-bulan musim dingin (di negara-negara dengan empat musim) dapat berperan dalam mengkatalisasi atau meningkatkan perasaan depresi dan kecemasan.

Gangguan afektif musiman (SAD), terkadang disebut sebagai "depresi musim dingin", adalah fenomena yang memengaruhi 1 persen hingga 10 persen warga, menurut tinjauan 2015 di jurnal The Physician and Sportsmedicine.

"Sederhananya, SAD adalah bentuk depresi, dengan gejala mulai dari ringan hingga besar, terjadi sebagian besar selama bulan-bulan musim dingin, yang dapat disebabkan atau diperburuk oleh kurangnya cahaya alami serta alasan sosial seperti berkurangnya aktivitas dan waktu senggang karena ke hari-hari yang lebih pendek dan lebih dingin," tutur Jackson.

Dia juga mengungkap mungkin ada hubungan antara tingkat penyakit dan aktivitas yang berkurang yang dapat berkontribusi pada tingkat depresi selama musim dingin.

Studi yang diterbitkan dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology pada 2022 menemukan cuaca dingin dapat menurunkan kekebalan dan membuat orang lebih rentan terhadap virus.

"Namun, tidak ada hubungan antara penderita SAD dan Blue Monday," tandas Jackson.

(tim/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER