Negara Teluk Kategorikan Hizbullah sebagai Kelompok Teroris

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 03 Mar 2016 00:26 WIB
Dewan Kerja Sama Teluk menyatakan Hizbullah sebagai teroris, dalam upaya menekan kelompok yang didukung Iran dan menyebarkan pengaruhnya di Libanon.
Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah yang menyatakan bahwa Arab Saudi telah mendorong Libanon ke fase konflik politik baru dengan menangguhkan paket bantuan kepada tentara Lebanon. (Reuters/Aziz Taher)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang terdiri dari enam negara menyatakan Hizbullah sebagai kelompok teroris. Langkah ini dilakukan untuk menekan kelompok yang didukung oleh Iran dan menyebarkan pengaruhnya di Libanon serta memainkan peran kunci dalam krisis Suriah.

Negara-negara Teluk Arab menjatuhkan sanksi kepada anggota Hizbullah pada 2013 lalu sebagai pembalasan atas intervensi kelompok itu dalam perang sipil Suriah dan dukungannya terhadap Presiden Bashar al-Assad.

Kala itu pun, sejumlah negara Teluk, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain telah melabeli kelompok ini sebagai teroris.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal GCC, Abdullatif al-Zayani merilis pernyataan di Riyadh yang menyatakan bahwa GCC telah mengambil keputusan kolektif tentang status Hizbullah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena milisi terus melakukan praktik teroris, negara-negara GCC memutuskan untuk melabeli organisasi ini sebagai teroris dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan ini berdasarkan undang-undang anti-terorisme yang diterapkan di GCC dan hukum internasional yang serupa," kata Zayani.

Keputusan itu diumumkan sehari setelah pidato pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah yang menyatakan bahwa Arab Saudi telah mendorong Libanon ke fase konflik politik baru dengan menangguhkan paket bantuan kepada tentara Lebanon.
Nasrallah juga meningkatkan kritiknya kepada Saudi dengan menuduh Saudi mengarahkan bom mobil di Libanon. Hal ini memperdalam jurang sektarian Saudi-Iran yang meningkat di penjuru Timur Tengah.

Sementara itu, Zayani menuduh Hizbullah bermusuhan dengan negara GCC, termasuk merekrut pemuda untuk melakukan "serangan teroris, menyelundupkan senjata dan bahan peledak, serta menghasut untuk menimbulkan kekacauan dan kekerasan."

Arab Saudi, negara yang mayoritas penduduknya Muslim Sunni merupakan anggota terbesar GCC dan memiliki pengaruh yang cukup besar di Libanon melalui dukungannya kepada politisi Sunni, Saad al-Hariri.
Mantan perdana menteri ini menyatakan pada Selasa (1/3) bahwa "kerusuhan, penutupan jalan dan pembakaran ban" merupakan upaya untuk memprovokasi "kekacauan dan perpecahan."

"Kita tidak seharusnya terseret dalam upaya semacam ini," katanya.

Ketegangan antara Hizbullah dan Hariri berujung pada konflik bersenjata pada 2008, ketika perselisihan politik yang didorong oleh persaingan Saudi-Iran memicu perang saudara yang berlangsung singkat. Nasrallah menyatakan konflik itu tidak terulang kembali. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER