Kodam Siliwangi Bubarkan Perpustakaan Jalanan di Bandung

Abraham Utama | CNN Indonesia
Selasa, 23 Agu 2016 09:54 WIB
Kodam Siliwangi menganggap kegiatan membaca di ruang publik pada malam hari dapat menjurus ke kegiatan negatif, seperti yang biasa dilakukan geng motor.
Ilustrasi. (Pixabay/condesign)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komando Daerah Militer III Siliwangi membubarkan lapak buku gratis yang digelar secara kolektif oleh komunitas Perpustakaan Jalanan di Taman Cikapayang, Dago, Bandung, Sabtu pekan lalu.

Otoritas teritorial TNI Angkatan Darat di Jawa Barat itu mendasarkan tindakan mereka pada peraturan jam malam yang diatur kepolisian dan Pemkot Bandung.

Senin (22/8) kemarin, para pegiat Perpustakaan Jalanan mempublikasikan peristiwa tersebut bersama pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum Bandung.

Komunitas itu menyebut pembubaran oleh personel Kodam Siliwangi terjadi sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka memperkirakan saat itu terdapat kurang lebih 50 tentara.

"Mereka membawa senjata api dan pentungan rotan. Turun dari kendaraan, mereka membubarkan kerumunan orang di Taman Cikapayang sambil berteriak dan membentak dengan kasar," tulis Indra, pegiat Perpustakaan Jalanan dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com.
Para pegiat literasi swadaya itu menuduh seorang tentara memukuli tiga rekan mereka tanpa alasan hukum yang jelas. Mereka menyebut tindakan represif TNI semacam itu mengancam kehidupan masyarakat sipil.

Kepala Penerangan Kodam Siliwangi Letnan Kolonel M. Desi Ariyanto mengatakan, lembaganya saat ini memang membantu Polri menciptakan keamanan di Jawa Barat dan Banten.

Melalui keterangan tertulisnya, Ariyanto menyebut aktivitas literasi yang digagas Perpustakaan Jalanan meresahkan dan menjurus ke kegiatan negatif. Ariyanto mempertanyakan kegiatan perpustakaan yang dilaksanakan malam hari dan di tempat publik.

Kodam Siliwangi menduga kegiatan yang berlangsung hingga larut malam dapat memantik tindakan negatif, serupa dengan apa yang kerap dilakukan geng motor.

Selain itu, Kodam Siliwangi juga meragukan substansi buku yang disediakan Perpustakaan Jalanan.

"Apakah benar buku-buku tersebut adalah buku yang diizinkan untuk dibaca oleh kaum muda atau malah buku yang di dalamnya berisi topik yang tidak sesuai," tulis Ariyanto.

Gerakan Literasi

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil melalui akun Instagram resminya, Selasa (23/8), menyampaikan penyesalan atas pembubaran Perpustakaan Jalanan. "Semoga kejadian tersebut tidak terulang lagi di masa depan," ucapnya.

Ridwan mengatakan, Pemkot Bandung saat ini sedang berupaya meningkatkan budaya literasi kepada seluruh warganya. Ia pun mengajak masyarakat untuk melanjutkan gerakan membaca tersebut.

"Mari terus membaca karena buku adalah jendela dunia," tuturnya.
September 2015, Ridwan menyatakan ingin menjadikan Bandung sebagai Kota Buku pada 2017. Ia menargetkan 151 kelurahan di kota itu memiliki setidaknya satu perpustakaan.

Adapun, Perpustakaan Jalanan merupakan inisiatif sejumlah kelompok pemuda memindahkan buku ke jalan-jalan di Kota Bandung. Komunitas yang berdiri tahun 2010 itu merasa cara itu efektif mendekatkan buku pada masyarakat. (abm/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER