5 Gejala Geografi dalam Kehidupan Sehari-hari, Apa Saja?
Ada banyak gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita temui. Salah satunya yaitu peristiwa-peristiwa alam yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala keadaan tentang bumi. Baik itu kondisi fisik dari bumi hingga keadaan manusia yang menjadi penghuni Bumi.
Sementara gejala geografi adalah hal yang menjadi pertanda terjadinya sesuatu di permukaan bumi dan hal itu sudah sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Timbulnya gejala geografi ini tentu tidak dapat diatur sehingga gejala tersebut bisa terjadi kapan saja, meski tidak dapat diminta atau ditolak.
Gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari
Gejala-gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari bisa terjadi secara langsung atau tidak langsung.
Gejala geografi dikelompokkan menjadi lima kategori. Berikut penjelasannya yang dirangkum dari buku Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta (2007).
1. Gejala atmosfer
Gejala-gejala yang terjadi di atmosfer adalah perubahan musim yang bisa terjadi kapan saja atau di waktu tertentu. Di antaranya:
- Pada musim penghujan para petani mulai menggarap lahannya (sawah tadah hujan).
- Jenis pakaian yang digunakan penduduk, seperti di daerah beriklim dingin pakaian yang digunakan pada umumnya tebal supaya tubuh terasa hangat. Sebaliknya jika berada di daerah dengan iklim panas, pakaian yang digunakan mengutamakan bahan yang mudah menyerap keringat.
2. Gejala hidrosfer
Gejala-gejala yang terjadi di hidrosfer berkaitan dengan air dan sangat memengaruhi kehidupan semua makhluk di bumi. Berikut contohnya:
- Besar kecilnya air limpasan di permukaan bumi, selain dipengaruhi oleh besar dan lamanya hujan juga dipengaruhi penggunaan lahan oleh manusia.
- Besar kecilnya cadangan air tanah dipengaruhi oleh jenis batuan dan vegetasi penutup lahan. Cadangan air tanah juga dipengaruhi cara manusia memanfaatkannya. Jika pemakaian air tanah boros maka ketersediaannya akan cepat habis.
3. Gejala litosfer
Gejala-gejala yang terjadi di litosfer berhubungan dengan kondisi jenis tanah hingga batuan, seperti:
- Untuk mengurangi tingkat erosi, pemanfaatan lahan di daerah miring dilakukan dengan membuat sengkedan atau terasering.
- Untuk menghindari penurunan daya dukung lahan, maka pemanfaatan lahan harus memerhatikan daya dukung atau kemampuan lahannya.
4. Gejala biosfer
Gejala biosfer berkaitan dengan flora dan fauna yang mempunyai dampak terhadap keanekaragaman konsumsi bahan pangan. Contoh gejala biosfer yaitu:
- Di daerah penghasil padi mayoritas penduduk mengonsumsi nasi dari beras.
- Di daerah penghasil gandum, mayoritas penduduk menggunakan terigu sebagai bahan untuk membuat aneka makanannya.
Keberadaan hewan juga demikian, misalnya orang-orang di negara Thailand menggunakan gajah untuk membantu pekerjaannya, sedangkan di Indonesia penduduk memanfaatkan kuda, sapi, hingga kerbau.
Hal ini disebabkan karena faktor keberadaan dari hewan-hewan tersebut.
5. Gejala antroposfer
Gejala antroposfer adalah gejala yang berhubungan antarmanusia di permukaan bumi dalam menjalankan adat dan budayanya. Hal itu dapat mengakibatkan interaksi penduduk yang berbeda.
Meski begitu, perbedaan antarmanusia ini buka suatu faktor penghambat, melainkan bisa menjadi kekuatan bagi manusia itu sendiri.
Misalnya, suatu penduduk memiliki keahlian yang berbeda-beda dengan penduduk di daerah lain dan pada akhirnya akan terjalin ikatan yang saling membutuhkan satu sama lain.
Itulah gejala-gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari yang sifatnya saling berhubungan dan memengaruhi antara satu dengan yang lain.
(avd/juh)