KINERJA EKSPOR

Menkeu Perkirakan Ekspor Tahun Depan Masih Lemah

CNN Indonesia
Selasa, 25 Nov 2014 10:28 WIB
Pemerintah belum bisa mengandalkan ekspor mampu berkontribusi banyak dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,8 persen tahun depan.
(REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro memperkirakan faktor eksternal belum bisa membantu banyak pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan. Masih lemahnya permintaan dari negara-negara mitra tujuan ekspor akan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia.

“2015 kita tidak bisa berharap banyak pada faktor pendorong dari luar. Ekonomi Amerika Serikat masih dalam tahap pemulihan, sementara mitra dagang regional kita masih mengalami perlambatan. Kita belum bisa berharap ekspor tahun depan, akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Bambang di Jakarta, Selasa (25/11).

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen. Sementara sampai akhir tahun ini target pertumbuhan ekonomi dibidik pada angka 5,5 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kinerja ekspor tahun depan yang menurut Bambang kurang bisa diandalkan, menandakan tren perlambatan ekspor Indonesia berpotensi berlanjut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor non-migas Indonesia pada periode Januari-September 2014 mengalami penurunan sebesar 0,81 persen menjadi US$ 109,3 miliar dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 110,2 miliar.

Penurunan nilai ekspor non-migas tersebut disebabkan oleh berkurangnya jumlah ekspor tiga jenis golongan barang dari total 10 golongan barang yang di survey BPS, yaitu karet dan barang dari karet yang turun sebesar 21,51 persen, bahan bakar mineral 12,97 persen, serta mesin/peralatan listrik yang turun 7,23 persen.

"Sepanjang Januari-September 2014, Tiongkok masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$ 12.581,2 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$ 11.869 juta, dan Jepang sebesar US$ 10.714,2 juta," ujar Suryamin, Kepala BPS awal November lalu.

Bahkan pada pertengahan Oktober 2014, Kementerian Perdagangan telah merevisi target nilai ekspor Indonesia dari sebelumnya US$ 190 miliar menjadi US$ 184,3 miliar. Secara persentase pertumbuhan, target nilai ekspor yang telah direvisi tersebut hanya tumbuh sebesar 1 persen dibandingkan realisasi 2013. Penyebab utama dilakukannya revisi target ekspor tersebut akibat turunnya harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia yang terjadi hingga September 2014, antara lain bijih besi turun 35,7 persen, karet turun 28,8 persen, CPO turun 21,7 persen, dan batubara turun 15,5 persen.

Selain itu, ekonomi beberapa negara tujuan ekspor non-migas Indonesia mengalami pelemahan pada kuartal II 2014 dibanding kuartal I 2014 seperti Korea Selatan, Singapura, Jerman, Rusia, dan Jepang. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan realisasi ekspor non-migas ke negara tujuan utama sebesar 6,2 persen, padahal pemerintah telah memasang target nilainya bisa meningkat 4 persen sampai 5 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER