Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menilai kondisi infrastruktur transportasi Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara Asean lain seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, Jonan menyebut pemerintah membutuhkan investasi lebih dari Rp 1.520 triliun sampai 2019.
Data Kementerian Perhubungan menyebutkan estimasi anggaran tersebut terbagi ke beberapa sub-sektor transportasi. Perkiraan anggaran terbesar dibutuhkan untuk membangun infrastruktur transportasi laut yaitu Rp 446,7 triliun.
Dari total kebutuhan tersebut, pemerintah telah memecah porsi pembiayaannya menjadi Rp 156,7 triliun dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sebesar Rp 27,7 triliun dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rp 118,7 triliun, dan perusahaan swasta Rp 143,6 triliun atau 32,14 persen dari total kebutuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk perbaikan sarana dan prasarana transportasi udara dibutuhkan modal Rp 401,3 triliun. Jumlah dana yang bisa dibiayai APBN sangat kecil, yaitu hanya Rp 78,3 triliun. Sementara sisanya direncanakan akan diserahkan kepada BUMN dan Swasta atau 80,48 persen.
Kemudian untuk infrastruktur transportasi darat total kebutuhan investasi mencapai Rp 77,8 triliun. Selain mengandalkan APBN sebesar Rp 33 triliun, sisanya diharapkan didanai dari APBD Rp 15,3 triliun, BUMN Rp 3,9 triliun, dan swasta Rp 25,6 triliun atau 32,9 persen dari seluruh kebutuhan.
“Sementara untuk infrastruktur perkeretaapian, perkiraan investasinya sebesar Rp 236,8 triliun. Pemerintah sudah berkomitmen menyediakan Rp 150 triliun dalam APBN 2015-2019, sedangkan sisanya dari BUMN Rp 11 triliun dan swasta Rp 75,8 triliun,” ujar Jonan dalam siaran pers yang dikutip Rabu (10/12).