KRISIS RUSIA

Investasi Rusia di Indonesia Jalan Terus Meski Ekonomi Goyang

CNN Indonesia
Senin, 22 Des 2014 11:22 WIB
Duta Besar Rusia memastikan investasi RUSAL ke Indonesia untuk membangun smelter alumina senilai US$ 2,5 miliar tak akan terganggu krisis.
Presiden Rusia Vladimir Putin. (REUTERS/Mikhail Klimentyev)
Jakarta, CNN Indonesia -- Goncangan ekonomi Rusia diyakini akan berdampak pada anjloknya tren perdagangan dan investasi ke beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Namun Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin meyakinkan investasi negara beruang merah ke Indonesia akan tetap berjalan.

"Saya rasa hal itu tidak akan mempengaruhi rencana Rusia untuk berinvestasi di Indonesia karena proyek-proyek yang sudah dibahas beberapa waktu lalu justru sangat bermanfaat untuk memulihkan kembali ekonomi negara kami," ujar Galuzin ditemui usai berkunjung ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Senin (22/12).

Sebelumnya United Company RUSAL Plc, perusahaan aluminium terbesar di dunia asal Rusia telah menyatakan minatnya membangun smelter alumina di Kalimantan Barat. Alexei Likhachev, Wakil Menteri Perkembangan Ekonomi Federasi Rusia saat berkunjung ke Jakarta 20 Oktober 2014 lalu mengungkapkan pemerintah Rusia telah bertemu dan sempat membicarakan kelanjutan proyek senilai US$ 2,5 miliar itu dengan Presiden Joko Widodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua belah pihak sudah menandatangani MoU bulan Februari 2014 lalu dan sepakat tetap melanjutkan proyek. Terutama untuk eksplorasi hasil bumi semacam alumina dan pembangunan smelter. Proyek ini tidak akan terpengaruh oleh guncangan ekonomi Rusia," kata Galuzin.

Dia menjelaskan meskipun depresiasi ekonomi tengah melanda negaranya, Galuzin yakin perekonomian Rusia akan bangkit kembali tahun depan. Bahkan dia sesumbar akan meningkatkan investasinya di Indonesia dalam skala besar.

“Selain smelter alumina, kami juga tertarik menanamkan investasi di konstruksi jalur kereta api Kalimantan Timur, lalu membangun smelter bauksit yang bisa memproduksi bauksit di Kalimantan Barat, serta meningkatkan ekspor komponen pesawat terbang dari Rusia ke Indonesia,” tegasnya.

Meski tengah menghadapi kesulitan ekonomi, Galuzin berpendapat Rusia masih merupakan negara yang diperhitungkan secara ekonomi dan politik karena memiliki sumberdaya, industri, peneliti, serta tenaga kerja terdidik dan terlatih. “Kami yakin Rusia masih menjadi ekonomi terbesar di dunia," ujar Galuzin.

Pekan lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meyakini krisis keuangan yang dialami Rusia saat ini akan mengurungkan niat perusahaan-perusahaan asal negara tersebut untuk berinvestasi keluar. Bahkan menurut JK, dalam kondisi normal pun rencana investasi besar Rusia ke Indonesia tidak pernah terealisasi.

“Rencana Investasi Rusia memang tidak pernah jelas untuk Indonesia. Jadi kalau sekarang mereka ekonominya sedang sulit, tidak berpengaruh ke Indonesia,” ujar JK.

Realisasi penanaman modal langsung Rusia ke Indonesia yang tercatat di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memang tidak besar. BKPM mencatat dalam lima tahun terakhir nilai investasi negara Vladimir Putin tersebut ke Indonesia hanya sebesar US$ 6,3 juta. Namun BKPM memberikan disclaimer bahwa realisasi investasi tersebut diluar investasi sektor migas, perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB), asuransi, dan sewa guna usaha.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER