HARGA BBM BERSUBSIDI

Pertamina Pastikan Jual BBM Bersubsidi Meski Kuota Jebol

CNN Indonesia
Jumat, 26 Des 2014 14:13 WIB
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melaporkan sisa BBM bersubsidi tinggal 800.000 kiloliter (kl) dari total kuota 46 juta kl.
Pekerja melakukan penjagaan di Depo Pertamina Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (23/12). Pertamina MOR VII Sulawesi menyediakan stok premium 85.000 KL dan solar 60.000 KL untuk mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang hari Raya Natal dan Tahun Baru 2015. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Jakarta, CNN Indonesia --
Manajemen PT Pertamina (Persero) memastikan akan tetap menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi meski kuota 2014 diprediksi habis sebelum akhir tahun. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menjamin terpenuhinya kebutuhan BBM bersubsidi di masyarakat.
"Kami akan tetap menyalurkan Premium, Kerosene dan Solar kepada masyarakat, entah kuota cukup atau enggak hingga 31 Des 2014," ujar Senior Vice President Fuel Retail & Marketing Pertamina Suhartoko kepada CNN Indonesia, Jumat (26/12).
Sebagai pengingat, pada Senin (22/12) kemarin, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andi Noorsaman Sommeng melansir kuota BBM 2014 tinggal menyisakan 800.000 kiloliter (kl) hingga akhir tahun, atau berkisar 1,7 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014. Jika rata-rata konsumsi BBM bersubsidi dalam sehari mencapai 85.000 kl sampai 90.000 kl, itu artinya sisa kuota tadi tak akan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga kahir tahun. Dimana jebolnya kuota BBM bersubsidi diprediksi berkisar 50.000 kl.
Sebagai konsekuensi, Pertamina pun harus tetap memasok BBM bersubsidi meski kelebihan kuotanya tak akan diganti Pemerintah. Sayang, Suhartoko enggan merinci prognosa jebolnya kuota BBM bersubsidi hingga akhir tahun.
"Yang di luar kuota akan menjadi beban Pertamina dengan tidak mengurangi deviden ke Pemerintah," ujarnya.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro sebelumnya meminta Pertamina menanggung selisih lebih dari kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Instruksi tersebut sekaligus melarang BUMN migas tersebut menjual premium dan solar dengan harga keekonomian.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER