Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kian serius merealisasikan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas. Hal ini diketahui setelah Menteri ESDM, Sudirman Said meminta tambahan dana sebesar Rp 5 Triliun menjadi Rp 15,02 Triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang saat ini tengah disusun.
"Tambahan ini untuk belanja modal. Prioritasnya untuk listrik di daerah terpencil dan terluar, serta infrastruktur gas," tutur Sudirman kepada CNN Indonesia, Jumat (26/12).
Asal tahu, dari angka Rp 5 triliun tersebut, pemerintah akan menyisihkan dana sebesar Rp 4,6 triliun untuk memulai program konversi. Adapun sisa dana sekitar Rp 400 miliar akan dipakai untuk mendanai proyek 47 pembangkit listrik di beberapa daerah terpencil dan terluar Indonesia yang diprediksi menelan biaya investasi sebesar Rp 1 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai infrastruktur gas, terang Sudirman, pemerintah telah memiliki sejumlah proyek yang sejatinya akan direalisasikan mulai tahun depan. Adapun pembangunan infrastruktur tersebut ditujukan untuk menekan besarnya angka konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang saat ini mencapai 1,5 juta kiloliter per hari.
"Infrastruktur gas disini meliputi SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas), pipa transmisi dan beberapa proyek gas rumah tangga," tambah Sudirman.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Naryanto Wagimin optimistis program konversi gas bisa dimulai tahun depan. Meski begitu, ia menolak memberikan target waktu kapan program ini dapat terealisasi.
"Tahun 2015 (akan dimulai) program konversi BBM ke gas dan harus berjalan dengan baik," ujar Naryanto.
Untuk diketahui, pada era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, pemerintah sempat menggalakkan program konversi BBM ke Gas dengan membagikan sejumlah konverter ke kendaraan pribadi. Namun, rencana ini dinilai gagal di tengah jalan karena kurangnya upaya sosialisasi ke masyarakat ditambah minimnya infrastruktur.
"Konversi harus dijalankan secara berkelanjutan karena menyangkut stakeholder yang banyak dan beragam. Untuk target sepesifik kita perbaiki sambil jalan," cetus Sudirman.