Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berencana meningkatkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi valuta asing (valas) maksimal 25 persen dari total penerbitan tahun ini, dari sebelumnya 20 persen. Hal ini dilakukan untuk antisipasi
crowding out di pasar domestik.
Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan mengatakan selain menambah penerbitan SBN, pemerintah juga akan menambah pinjaman bilateral dan multilateral. Dia menjelaskan usulan ini akan dibawa pada rapat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.
Robert mengatakan porsi penerbitan SBN saat ini sebesar 20 persen valas dan 80 persen domestik, menjadi maksimal 25 persen valas. Namun Robert memastikan penerbitan SBN valas tidak akan melebihi 30 persen karena terlalu besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan sedikit
adjust mengikuti perkembangan pasar. Kami mengusulkan mungkin nominasi asing valas akan naik sekira 25 persen dari sebelumnya hanya 20 persen, sedangkan rupiah diturunkan 5 persen dari sebelumnya 80 persen menjadi 75 persen, tetapi perubahan itu lihat situasinya terlebih dahulu juga," kata Robert.
Selain itu pemerintah juga tengah merencanakan untuk mengeksekusi pinjaman pembiayaan dari lembaga multilateral, dalam APBN menurut Robert sudah ada dana komitmen sekitar Rp 7 triliun dari beberapa lembaga pembiayaan antara lain Asian Development Bank (ADB) dan Bank Dunia untuk pembiayaan proyek infrastruktur.
"Di APBN awal ada sekitar ada Rp 7 triliun. Kayaknya akan diekseskusi. Kami sudah bicara dengan beberapa donor, harus ada matrik. Karena harus ada
triger-nya," kata Robert.
(gen)