Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan rasa kecewanya terhadap PT Freeport Indonesia. Pasalnya, perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu tak juga menunjukkan hasil yang signifikan terkait pembangunan pabrik pemurnian bahan tambang atau smelter yang dibangun di Gresik, Jawa Timur.
"Saya mendapat laporan
progress smelter Freeport masih jauh. Saya kecewa. Saya tidak gembira karena Freeport tidak menunjukkan kesungguhan," tutur Sudirman di kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Selasa (20/1).
Sebagai informasi, 24 Januari mendatang merupakan batas akhir bagi Freeport untuk menyelesaikan nota kesepahaman (
Memorandum of Understanding) mengenai amandemen kontrak yang sudah dibuat sejak 24 Juli 2014. Selain MoU, di tanggal tersebut Freeport juga diwajibkan untuk terus memberikan informasi terkini terkait kemajuan pembangunan smelter yang dilakukannya dalam enam bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Larangan EksporNamun hanya tinggal empat hari menjelang batas waktu, manajemen Freeport tak juga melaporkan perkembangannya. Hal ini yang membuat Sudirman berpikir untuk menyetop izin ekspor konsentrat perseroan.
"Kalau tidak ada solusi, izin ekspor (konsentrat) akan disetop pada 25 Januari. Saya tegaskan lagi tidak ada tawar-menawar soal smelter karena itu persyaratan perpanjangan kontrak," tegas Sudirman.
Meski begitu, pemerintah tetap mengingkan Freeport mencari jalan keluar agar pelarangan ekspor konsentrat tak mengganggu penerimaan negara.
"Saya minta Freeport ambil jalan lain. Terserah apapun jalannya," katanya.
(gen)