Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali meneruskan pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga yang telah dilakukan sejak 2009.
Tahun ini, pembangunan jaringan gas akan dilakukan sebanyak 8 ribu sambungan rumah yaitu sebanyak 4 ribu sambungan di Balikpapan dan 4 ribu sambungan di Lhoksukon (Aceh). Angka ini lebih rendah dibandingkan jumlah sambungan jaringan gas yang dibuat pemerintah pada tahun lalu sebanyak 16.953 sambungan rumah.
Tahun lalu pemerintah membangun jaringan gas sebanyak 16.953 sambungan rumah, yaitu di Bekasi sebanyak 3.949, Bulungan 3.300, Lhokseumawe 3.997, Sidoardjo 1.707, dan Semarang 4 ribu sambungan rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tambahan 8 ribu sambungan rumah yang dialiri jaringan gas bumi tahun ini, menjadikan total rumah yang sudah disediakan sumber energinya untuk memasak oleh pemerintah menjadi 80.511 unit.
Terkait pembangunan jargas ini, Pemerintah telah menyusun roadmap hingga tahun 2019. Untuk tahun 2016, jargas rencananya akan dibangun di Cilegon dan Pekanbaru sebanyak 8 ribu sambungan rumah. Dilanjutkan pada 2017, akan dilaksanakan di Kutai Kartanegara dan Musi Banyuasin sebanyak 8 ribu sambungan.
“Kemudian di pembangunan Batam dan Muara Enim akan dilakukan tahun 2018 sebanyak 8 ribu sambungan dan terakhir 2019 sebanyak 8 ribu sambungan di Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro,” bunyi pernyataan resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM dikutip dari situs resminya, Sabtu (24/1).
Pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga merupakan upaya Pemerintah meningkatkan sumber daya lokal demi mencapai ketahanan energi serta memberikan energi yang murah dan bersih bagi masyarakat.
Pembangunan jaringan gas juga bertujuan mengurangi ketergantungan impor elpiji yang jumlahnya cukup besar. Setiap tahunnya, kebutuhan elpiji Indonesia mencapai 4,5 juta ton. Sedangkan hasil produksi kilang dalam negeri hanya 2,5 juta ton. Ini berarti hampir 50 persen kebutuhan elpiji harus diimpor.
(gen)