Ekspansi Proton ke Indonesia Dinilai Wajar Secara Bisnis

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 10 Feb 2015 16:50 WIB
Pengamat otomotif Suhari Sargo menilai rencana kerjasama kedua perusahaan hanya bertujuan untuk membangun pabrik mobil di Indonesia.
Ilustrasi pabrik mobil. (Detik Foto/Dikhy Sasra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana kerjasama antara Proton Holdings Bhd Malaysia dengan perusahaan milik AM Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dinilai pengamat industri otomotif Suhari Sargo sebagai hal yang wajar secara bisnis.

Menurut pengamat otomotif senior tersebut, rencana kerjasama business to business antar dua perusahaan bukan merupakan sesuatu yang salah untuk dilakukan.

"Tak ada yang salah dengan kerjasama tersebut. Ini business to business antara kedua perusahaan, Proton perusahaan Malaysia dan ACL perusahaan asal Indonesia," kata Suhari ketika dihubungi, Selasa (10/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Suhari, pemerintah melalui Presiden Joko Widodo dan Menteri Perindustrian Saleh Husin sendiri telah menyampaikan pernyataan bahwa kerjasama Proton dan ACL bukan bertujuan untuk memproduksi mobil nasional (mobnas). Oleh karena itu, dia memperkirakan kedua perusahaan hanya ingin membangun pabrik di Indonesia untuk memproduksi mobil bersama.

"Itu saja dulu, kesampingkan dulu soal mobnas. Karena saya melihat kerjasama ini untuk membangun pabrik,” ujarnya.

Menurut Suhari, Hendropriyono sendiri bukan sosok yang tanpa pengalaman di industri otomotif. Dia menyebut sejak pensiun sebagai tentara, Hendropriyono pernah mendatangkan investasi mobil merek KIA asal Korea Selatan ke Indonesia. Keinginan Hendropriyono untuk membuat pabrik otomotif di Indonesia disebutnya berawal dari situ.

Sebelumnya Menteri Perindustrian Saleh Husin menampik tudingan adanya perlakuan istimewa terhadap Malaysia terkait penandatanganan nota kesepahaman kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) pengembangan mobil antara Proton dengan ACL.

"Sama sekali tidak ada perlakuan-perlakuan khusus terhadap pihak manapun. Semuanya berlaku sama, tidak ada perlakuan khusus," ujarnya ketika menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin (9/2) malam.

Dia menyebutkan perlakuan pemerintah terhadap Proton sama dengan perlakuan terhadap investor asing lain yang saat ini berencana menanamkan investasinya di Indonesia.

Terkait dengan kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penandatangan MoU tersebut, Saleh melihatnya sebagai hal wajar mengingat acara tersebut bertepatan dengan kunjungan kerja Jokowi ke negeri Jiran.

Sementara itu dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Hendropriyono selaku CEO ACL berharap MoU yang dibuat perusahaannya dengan Proton bisa dilanjutkan dalam bentuk investasi pembangunan pabrik di Indonesia yang diperkirakan bisa menyerap 6 ribu tenaga kerja.

“Saya menggandeng Proton, untuk kerja sama dalam R&D dan teknik. Atas dasar itu, akan lebih efisien bagi kita dalam membangun infrastruktur beserta gelar after sale dan networking-nya. Kerja sama ini sifatnya business to business,” ujarnya.

(Baca juga: Jokowi Bantah MoU dengan Proton adalah Program Mobnas) (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER