Jakarta, CNN Indonesia -- PT Geothermal Energy (PGE) menetapkan PT Alstom Power Energy System Indonesia dan Alstom Power System SA dari Perancis sebagai pemenang tender pengadaan jasa engineeringm procurement, construction, and commisioning (EPCC) proyek panas bumi Karaha 1x30 megawatt (MW).
Rony Gunawan, Direktur Utama PGE menjelaskan Alstom akan membangun secara keseluruhan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan steam gathering system pada sumur yang terletak di Desa Kadipaten dan Desa Cinta, Kabupaten Tasikmalaya dan Garut, Jawa Barat.
“Kami kontrak Alstom selama 30 tahun, ditargetkan akhir 2016 nanti proyek tersebut sudah bisa beroperasi dan sudah bisa menambah pendapatan PGE sebesar US$ 28,9 juta per tahun dari penjualan listrik,” ujar Rony dikutip dari laman PGE, Selasa (17/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika mulai beroperasi PLTP Karaha diharapkan bisa memasok listrik untuk jaringan distribusi PT PLN (Persero) Jawa dan Bali.
Sementara Joko Prakoso dari Alstom menyatakan proyek Karaha menjadi pintu masuk perusahaannya untuk kembali masuk ke industri panas bumi di Indonesia. Panas bumi menurutnya merupakan bagian dari bisnis renewable energy group Alstom yang berpusat di Perancis.
“Proyek senilai US$ 76 juta ini akan dikerjakan selama 23 bulan. Harapan kami proyek Karaha ini bisa selesai pada Desember 2016,” ujar Joko.
Dengan dimulainya pembangunan proyek panas bumi Karaha, PGE menjadi satu-satunya pengembang di dunia yang mengerjakan sekaligus pembangunan lima proyek di lima lokasi berbeda yaitu di Kamojang (1x35 MW), Ulubelu (2x55 MW), Lumut Balai (1x55 MW) dan Lahendong (2x20 MW).
Seluruh proyek tersebut ditargetkan selesai akhir 2016, dan berpotensi menambah pendapatan PGE sebesar US$ 215 juta sesuai dengan head of agreement perjanjian jual beli listrik yang sudah dibuat antara PGE dengan PLN.