Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya Kementerian Perhubungan untuk menghubungi pihak PT Lion Mentari Airlines ternyata sangat sulit. Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M. Djuraid mengungkapkan pihak Kementerian Perhubungan harus berusaha ekstra untuk mendapat penjelasan dari pihak Lion Air mengenai penyebab delay-nya sejumlah jadwal penerbangan.
"Di bandara tidak ada tempat untuk bertanya, mereka tidak responsif, yang kedua tidak kooperatif karena Kemenhub sudah koordinasi dari jam 2.00 WIB pagi, dan baru jam 15.00 WIB dapat respon. Itu pun ketemu sekretaris perusahaannya," kata Hadi di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (20/2).
Hadi juga menjelaskan kronologi awal ricuhnya penumpang di Bandara Soekarno Hatta. Menurutnya hal tersebut karena tidak ada petugas Lion Air yang bersiaga di lokasi untuk menjawab kebingungan para penumpang yang terlantar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terjadi dari Rabu (18/2), informasi sekitar pukul 5.00 WIB pagi. Ada pesawat Jakarta tujuan Denpasar delay, maka Menteri langsung menerjunkan Dirut operasional. Ke lokasi dan kita sudah bersama-sama mencari penyelesaian masalah malam itu. Akhirnya ada beberapa penumpang yang diinapkan," ujar Hadi.
Untuk itu, Kementerian Perhubungan meminta pihak Lion Air untuk bertanggung jawab menyelesaikan kisruh tersebut. "Lion harus tanggung jawab. Pagi tadi ada pertemuan, beberapa keputusan dihasilkan. Refund harus dipermudah," kata Hadi.
Atas dasar itu, Kementerian Perhubungan akhirnya memutuskan menyetop sementara izin rute baru yang diajukan maskapai Lion Air. Keputusan tersebut diambil setelah mengetahui fakta bahwa selama 3 hari terjadinya keterlambatan sejumlah penerbangan Lion Air tidak memiliki Standard Operational Procedure (SOP) dalam menangani kondisi darurat (crisis time).
“Permohonan izin rute yang baru akan direview lagi sampai Lion Air bisa meyakinkan ada tata cara penanganan krisis yang lebih baik,” ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kepada CNN Indonesia, Jumat (20/2).
(gir/gir)