Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menilai tindakan PT Angkasa Pura II (AP II) menyalurkan dana talangan pengembalian tiket (refund) sebesar Rp 526,89 juta kepada penumpang PT Lion Mentari Airlines, atau grup Lion Air pada Jumat (20/2) adalah aksi korporasi untuk menghadapi situasi darurat, sehingga tidak memerlukan izin Kementerian BUMN.
"Ini kan aksi korporasi. Angkasa Pura II melihat keadaaanya sudah sangat genting," ujar Rini seusai menghadiri rapat di Kantor Kementerian BUMN, Senin (23/2).
Menurut Rini, keadaan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menyusul dibatalkannya sejumlah jadwal penerbangan maskapai Lion Air sejak Rabu (18/2), sudah sangat genting. Hal itu terbukti dari adanya aksi pengrusakan aset APII di Soetta oleh penumpang yang sudah menunggu terlalu lama. Oleh karena itu, AP II perlu melakukan tindakan cepat untuk mengamankan keadaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angkasa Pura II ini juga bagaimanapun usaha bandara. Oleh karena itu harus menjaga kenyamanan dari semua semua penumpang maupun keselamatan dari semua penumpang dan keselamatan penerbangan. Itu yang harus dijaga, itu yang harus diutamakan," kata Rini.
Meski begitu, manajemen PT Angkasa Pura II (Persero) meminta Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan segera menerbitkan aturan terbaru perihal kewajiban seluruh perusahaan maskapai menyediakan dana deposit atas pembelian setiap tiket.
Adapun dana cadangan tersebut akan dipakai tatkala perusahaan maskapai menunda jadwal penerbangannya dan diharuskan memberi kompensasi kepada calon penumpang.
"Senin ini, kami akan ke Kemenhub (Kementerian Perhubungan) untuk membicarakan hal tersebut sekaligus membahas soal insiden Lion Air," ujar Direktur Utama AP II, Budi Karya Sumadi di Jakarta, Minggu (22/2) sore.
Budi menjelaskan, usulan mengenai penyedian dana deposit berangkat dari molornya sejumlah jadwal penerbangan maskapai Lion Air sejak Rabu (18/2). Lantaran saat itu manajemen tak menyiapkan dana tunai untuk memberi kompensasi ke calon penumpang atas keterlebatan jadwal, manajemen AP II terpaksa merogoh koceknya untuk menyediakan makanan untuk calon penumpang.
(gir/gir)