Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menggunakan empat layar berukuran besar di ruang kerjanya untuk memantau langsung aktivitas penangkapan ikan di wilayah laut Indonesia. Saat awak media diundang masuk ke kantornya di lantai 7 Gedung Mina Bahari KKP, Susi mendapati transasksi bongkar muat (transhipment) ikan di tengah Laut Jawa, tepatnya 30 mil dari perairan Jakarta.
"Kalian lihat itu ada kapal bernama Fu Yuan Yu diduga sedang melakukan transhipment, karena banyak kapal kecil yang mengelilingi," kata Susi di ruangannya, Selasa (24/2).
Kapal itu terdeteksi di Vessel Monitoring System (VMS) berlayar di Laut Cirebon pada 20 Februari. Namun, VMS sempat mati dan hidup kembali.
Susi menduga kapal tersebut mencoba bergerak keluar dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Laut Cirebon. Melihat aktivitas itu, Susi langsung menghubungi anak buahnya untuk segera menindak kapal yang diduga berukuran 3000-4000 GT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Telepon TNI AL pak, kejar itu kapalnya," kata Susi kepada Dirjen Pengawasan dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Asep Burhanudin yang saat itu turut mengamati layar pantau.
Kapal Pemain Lama
Asep menjelaskan kapal Fu Yuan Yu masih satu kepemilikan dengan kapal MV Hai Fa yang sudah terlebih dahulu tertangkap di Pelabuhan Wanam, Kabupaten Merauke, pada 27 Desember 2014, dengan perusahaan pemilik bernama PT Antarticha Segara Lines.
Kapal Fu Yuan Yu adalah Kapal yang dibuat di Jepang ini berjenis kapal pengangkut (tramper).
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, PT Antarticha Segara juga memiliki dua kapal lain berukuran super besar, yaitu Danfeng Mariner dengan bobot mati 3.170 GT dan Global Mariner dengan bobot 6.545 GT. Seluruh operasional kapal milik PT Antarticha Segara Lines beroperasi di wilayah Wanam, Kabupaten Merauke.