Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) untuk mendirikan rumah susun sederhana milik (rusunami) dengan harga terjangkau di dekat stasiun kereta rel listrik (KRL) Tanjung Barat, Jakarta Selatan terancam batal.
Pasalnya, Kementerian Perhubungan yang dipercaya Pemerintah menjadi pengelola aset negara berupa tanah yang dibidik Perumnas memiliki rencana lain dalam memanfaatkan aset tersebut.
Hermanto Dwiatmoko, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan instansinya berencana membangun gedung operasional Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jakarta dan Banten di atas lahan seluas 1,1 hektare yang sama dengan yang diincar Perumnas untuk rusunami Tanjung Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Terkait rencana rusunami dekat stasiun Tanjung Barat itu harus dibicarakan dulu secara detail karena ini lahannya memang milik negara yang dikuasai Ditjen Perkeretaapian Kemenhub," kata Hermanto melalui pesan singkat kepada CNN Indonesia, Kamis (26/2).
Hermanto menyatakan saat ini masih membahas rencana kerjasama Perumnas yang melibatkan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai induk usaha PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) yang mengelola stasiun KRL.
“Saya sekarang sedang membahasnya dengan Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro. Karena ini adalah aset negara, maka seharusnya ada persetujuan dari Kementerian Keuangan. Harus sudah clear dulu regulasi terkait asetnya ini,” kata Hermanto.
Sebagai informasi, Perumnas berniat membangun dua menara (tower) rusunami berkapasitas sekitar 500 unit di atas lahan seluas 1,1 hektare dekat stasiun KRL Tanjung Barat. Investasi yang diperlukan sekitar Rp 60 miliar - Rp 70 miliar per tower sedangkan harga jual per unitnya dimulai di kisaran Rp 200 juta-an.
Adanya rusunami tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah masyarakat yang belum memiliki rumah serta dapat mengurangi kemacetan Jakarta.
Namun Darmaningtyas, Ketua Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) justru mengkritik rencana sinergi Perumnas dan PT KAI dalam proyek tersebut karena dinilai hanya akan menambah ruwet lalu lintas Jabodetabek.
"Sebenarnya tanpa harus membangun Rusunami pun jumlah penumpang kereta listrik akan tetap bertambah. Itu malah akan meningkatkan kemacetan," ujarnya kepada CNN Indonesia, Rabu (25/2).
(gen)