Menteri Irak Ramalkan Harga Minyak Naik ke US$ 65 per Barel

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 02 Mar 2015 08:56 WIB
Irak, negara penghasil minyak terbesar dunia yang tergabung dalam OPEC sempat mengalami kemerosotan ekonomi akibat sebagian lapangan minyak dikuasai ISIS.
Ilustrasi kilang minyak. (Thinkstock/TomasSereda)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Minyak Irak Adel Abdel Mehdi mengatakan harga minyak dunia secara bertahap akan melambung kembali (rebound) ke level US$ 65 per barel.

"Saya pikir harganya tidak akan seperti harga sebelum-sebelumnya. Saya lihat minyak kedepannya akan dijual di kisaran US$ 64 hingga US$ 65 per barel," kata Mehdi, Minggu (1/3) seperti diberitakan Reuters.

Brent, sebagai patokan harga minyak dunia, Jumat lalu (27/2) ditutup para harga US$ 62,58 per barel setelah merosot tajam hingga level US$ 45,19 pada Januari lalu atau setengah dari harga minyak dunia tahun lalu pada periode yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irak sebagai negara penghasil minyak terbesar dunia yang juga tergabung dalam OPEC mengalami kemerosotan dalam ekonominya, sehingga membuat penerimaan negara Saddam Husein tersebut merosot. Terlebih kini Irak harus menggelontorkan dana banyak untuk keperluan militer yang tengah berperang melawan ISIS yang saat ini menguasai separuh wilayah termasuk menguasai beberapa kilang minyak di Irak.

Abdel Mehdi menjelaskan produksi minyak di kota Kirkuk yang sempat diduduki ISIS tahun lalu mampu memproduksi 375 ribu barel per hari dalam 3 bulan pertama di 2015. Produksi diperkirakan akan bertambah 600 ribu barel per hari pada April 2015.

Pendapatan negara Irak dari sektor minyak pada Februari lalu berada di bawah US$ 3,5 miliar dengan ekspor 2,53 juta barel per hari.

Pada 1979 Irak mampu mencetak rekor sebagai negara penghasil minyak terbesar dengan produksi mencapai 3,56 juta barel per hari. Namun setelah itu Irak tidak mampu menggenjot produksi minyaknya.

Hasil produksi Desember tahun lalu Irak menjadikan Irak sebagai negara penghasil nomor dua terbesar dalam OPEC. Diikuti Uni Emirat Arab dan Kuwait dengan produksi masing-masing 2,7 juta barel per hari. Sedangkan peringkat pertama dipegang Arab Saudi dengan produksi 7 juta barel per hari. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER