GE Incar Peluang Garap Pembangkit Listrik di Indonesia

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Selasa, 10 Mar 2015 16:46 WIB
"Kalau hanya jual turbin gas dan generator pembangkit, kurang signifikan hasilnya. Jadi kami akan masuk sebagai IPP skala kecil," ujar CEO GE Indonesia.
Pekerja melakukan instalasi turbin di Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Segara di Desa Bentek, Gondang, Lombok Utara, NTB. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Amerika Serikat General Electric (GE) tengah menjajaki rencana merambah ke sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Manajemen GE Indonesia sedang mengkaji peluang untuk menjadi perusahaan penyedia listrik atau indepedent power producer (IPP).

"Selama ini kami hanya membuat turbin gas dan generator pembangkit. Kalau cuma jual alat sepertinya kontribusi di Indonesia masih kurang signifikan. Kalau memang diperlukan, kami akan ikut serta (sebagai IPP) tapi skala tidak akan besar karena kami belum berpengalaman,” ujar Chief Executive Officer GE Indonesia Handry Satriago di Jakarta, Selasa (10/3).

Handry mengungkapkan, rencana ekspansi usaha tersebut tak lepas dari program pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya dari total kapasitas 35 ribu MW itu, 20 persen diantaranya merupakan pembangkit listrik berbasiskan energi baru terbarukan yang menjadi fokus bisnis GE.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peluang untuk menjadi IPP itu tidak tertutup karena kami sangat tertarik dan berminat pada energi terbarukan. Tapi kalau mau jadi IPP harus menggandeng local partner atau perusahaan multi nasional lain," tambahnya.

Melalui Alstom?

Beberapa waktu yang lalu, GE Amerika Serikat diketahui telah mengajukan pembelian saham atas perusahaan energi asal Perancis yakni Alstom SA dengan nilai US$ 17 miliar. Di Indonesia, Alstom memiliki kerjasama di proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Karaha Bodas bersama PT Pertamina Geothermal.

Sayangnya, saat dikonfirmasi apakah akuisisi tersebut memiliki kaitan dengan upaya ekspansi GE di sektor ketenagalistrikan Indonesia, Handry enggan menjelaskan lebih lanjut.

"Saya pikir masih terlalu dini untuk menjelaskan akuisisi tersebut. Kalau ditanya apakah GE tertarik, kami tertarik dan sangat ingin berkontribusi di Indonesia," cetus Handry.

Saat ini, GE Indonesia diketahui memiliki sedikitnya delapan lini bisnis. Tiga lini yang menjadi penopang bisnis perusahaan meliputi penjualan komponen teknologi untuk industri aviation, health care, serta minyak dan gas bumi (migas).

Akan tetapi di tengah pelemahan harga minyak dunia, divisi migas GE Indonesia dipastikan bakal turut terdampak. Untuk menyiasati hal tersebut, manajemen pun tengah menyiapkan strategi alternatif untuk menjaga kinerja perusahaan.

"Oil and gas akan terganggu. Tapi bisnis pembangkit listrik akan tumbuh ditengah pelemahan harga minyak dunia. Ke depan kami yakin lini usaha power bisa meningkat," pungkasnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER