Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) memperkirakan kebutuhan batubara untuk mengoperasikan seluruh pembangkit listrik di Indonesia mencapai 82 juta ton. Kepala Divisi Batubara PLN Hilmi Najamuddin mengatakan kebutuhan tersebut meningkat 17,1 persen dibandingkan realisasi penggunaan batubara tahun lalu yang mencapai 70 juta ton.
"Angka ini sudah termasuk seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dioperasikan PLN dan IPP (
Independent Power Producer) di seluruh wilayah Indonesia," ujar Hilmi di Jakarta, Selasa (10/3).
Hilmi menambahkan, angka kebutuhan batubara dalam beberapa tahun ke depan pun akan bertambah secara signifikan menyusul dimulainya program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) yang dicanangkan pemerintah. Pasalnya sekitar 60 persen dari total tambahan pasokan listrik yang akan dibangun, 60 persen diantaranya berupa proyek PLTU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara sisanya merupakan pembangkit listrik berbasis gas dan energi baru terbarukan," jelasnya.
Berdasarkan hitungan Hilmi, untuk bisa mengoperasikan 1 MW PLTU dibutuhkan pasokan batubara sebanyak 4 ribu ton. Dia memperkirakan setelah proyek 35 ribu MW mulai beroperasi secara bertahap, maka untuk menghidupkan 60 persen pembangkit yang menjadi bagian proyek tersebut dibutuhkan tambahan pasokan 100 juta ton batubara per tahun.
Sehingga ketika seluruh pembangkit dari proyek tersebut beroperasi di 2019, dia memperkirakan angka kebutuhan batubara untuk kebutuhan domestik mencapai 200 juta ton per tahun.
"Tapi angka kebutuhan ini masih bisa meningkat lagi. Bahkan suatu hari nanti sudah tidak ada lagi batubara Indonesia yang diekspor melainkan untuk memasok dalam negeri semua,” cetusnya.
(gen)