Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk berencana membayarkan dividen untuk para pemegang sahamnya sebesar Rp 4,96 triliun pada 17 April mendatang. Hal tersebut merupakan salah satu keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang menyatakan bahwa dividen Bank Mandiri tahun ini sebesar 25 persen dari laba bersih yang berjumlah Rp 19,9 triliun.
Pembagian dividen ini terbilang lebih kecil dibandingkan angka dividen yang dibagikan tahun lalu. Ketika itu RUPST menyetujui pembayaran dividen sebesar 30 persen dari laba dengan nilai Rp 5,46 triliun.
"Dengan adanya pengurangan dividen ini, kami harap bisa menguatkan
Capital Adequacy Ratio (CAR). Meskipun kami membayar dividen sebesar angka tersebut, namun kami masih punya rasio CAR sebesar 16,5 persen," ujar Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala Mansury seusai RUPST Bank Mandiri di Jakarta, Senin (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Pahala mengatakan bahwa rasio CAR Bank Mandiri hingga akhir tahun akan berada di angka 16,2 persen, mengingat selalu terdapat tren penurunan CAR di akhir tahun sebanyak 0,2 hingga 0,3 persen.
Sementara itu Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pengurangan dividen ini merupakan keputusan bersama demi menunjang rencana kerja Bank Mandiri ke depan.
Dia menambahkan, Bank Mandiri berencana untuk menjadi bank terbesar di Asean dari segi kapitalisasi pasar pada 2020, sehingga dibutuhkan kecukupan modal yang kuat.
"Demi mencapai misi di 2020, kami memerlukan rasio
Return on Equity (ROE) sebesar 22 hingga 23 persen per tahun sehingga diperlukan adanya permodalan yang kuat," ujar Budi di tempat yang sama.
Demi memperkuat modal Bank Mandiri, pemerintah pada awal tahun ini berencana untuk memberikan penyertaan modal negara (PMN) kepada Bank Mandiri sebesar Rp 5,6 triliun. Namun, penggelontoran dana yang rencananya digunakan untuk
rights issue tersebut ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).