INACA: Fasilitas Bebas Visa Positif Untuk Industri

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 17 Mar 2015 09:10 WIB
Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (Indonesia National Air Carrier Association/INACA) siap menerima lonjakan jumlah pelancong asing di Indonesia.
Ilustrasi bandara. (Thinkstock/istocksdaily)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (Indonesia National Air Carrier Association/INACA) menilai rencana pemerintah yang akan memberikan fasilitas bebas visa bagi 30 negara baru akan berdampak positif bagi industri penerbangan tanah air.

Sebagai informasi, empat negara baru sudah dipastikan warganya dapat menikmati fasilitas bebas visa yaitu dalam waktu dekat Tiongkok, Korea Selatan, Rusia, dan Jepang. Inaca menilai hal tersebut bakal mendorong industri pnerbangan domestik.

“Kalau benar asumsinya dengan bebas visa ke 4 negara tersebut otomatis akan meningkatkan turis-turis dari 4 negara tersebut ke Indonesia tentu akan memberikan dampak positif (bagi industri penerbangan tanah air),” kata Ketua Penerbangan Berjadwal INACA Bayu Sutanto kepada CNN Indonesia, Senin (16/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Menteri Pariwasata Arief Yahya memperkirakan, dengan menambah jumlah negara yang menerima fasilitas bebas visa, jumlah wisman yang datang ke Indonesia dapat mencapai 11 juta orang per tahun, meningkat dari tahun 2014 yang mencapai 9,44 juta orang.

Kendati demikian, Bayu yang juga Managing Director maskapai penerbangan Transnusa ini menilai pemerintah harus mempertimbangkan masak-masak kebijakan tersebut. Bayu mempertanyakan apakah keputusan ini sudah berdasarkan riset dan berapa target spesifik jumlah wisatawan per masing-masing negara yang akan menerima fasilitas bebas visa.

Selain itu, ada ketakutan dengan adanya ketentuan pembebasan visa berlaku resiprokal karena bukan hanya semakin banyak wisatawan mancanegara (wisman) yang akan masuk ke Indonesia tetapi warga lokal justru yang akan lebih banyak melancong ke luar negeri.

“Negara-negara ASEAN juga bebas visa ke RI tapi yang terjadi lebih banyak turis RI yang ke Bangkok, Malaysia dan Singapore,” kata Bayu.

Menurut Bayu, cara untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara tidak hanya melalui fasilitas pembebasan visa tetapi dapat melalui proses pengurusan visa yang lebih cepat dan mudah dengan biaya yang wajar serta perpanjangan masa berlaku visa tersebut.

Maskapai Tanah Air Siap Menghadapi Lonjakan Pelancong

Dalam kesempatan yang sama Bayu juga menyatakan maskapai tanah air siap menerima lonjakan jumlah pelancong asing di Indonesia. "Kalau industri (penerbangan domestik) sih siap-siap aja, enggak ada masalah," ujar Bayu.

Meskipun demikian, Bayu menyoroti kecenderungan pelancong dari negara maju masih memilih Bali sebagai daerah tujuan wisata. Hal tersebut menggambarkan industri pariwisata tanah air belum tergali secara optimal.

“Yang jadi masalah, destinasi turis asing 90 persen masih ke Bali untuk turis negara-negara maju. Untuk turis ASEAN mungkin masih ada yang ke Bandung, Jogja dan lainnya,” tuturnya. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER