Menko Maritim: Bebas Visa Sesuai Momentum Pelemahan Rupiah

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 17 Mar 2015 13:04 WIB
Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo menyatakan rencana menambah daftar negara yang bebas visa sesuai dengan kondisi melemahnya rupiah.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Susilo memberikan tanggapan saat konpers di kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Minggu, 11 Januari 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo menyatakan rencana pemerintah untuk menambah daftar negara yang dapat menikmati fasilitas bebas visa sesuai dengan kondisi melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini. Dengan adanya depresiasi rupiah maka biaya kunjungan Indonesia menjadi relatif lebih murah di mata warga asing.

“Ini salah satu cara kita untuk memacu wisatawan masuk ke Indonesia dengan melemahnya rupiah karena dengan melemahnya rupiah berarti berkunjung ke Indonesia menjadi semakin murah. Contoh misalnya paket ke Bali 3 hari 4 malam cukup dengan 250 dolar masuk pesawatnya,” kata Indroyono usai menghadiri sebuah acara di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (17/3).

Selain itu, Indroyono juga berharap dengan adanya kebijakan ini maka jumlah turis dari Tiongkok akan meningkat pesat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia jumlah wisatawan Tiongkok sepanjang tahun 2013 sekitar 800 ribu wisatawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Khusus untuk itu, kita menargetkan minimal 2 juta, maksimal 4 juta wisatawan dari Tiongkok untuk tahun ini,” tutur Indroyono.

Selanjutnya, kebijakan ini juga konsisten dengan upaya pemerintah untuk mencapai target 20 juta kunjungan wisatawan di tahun 2019. Diharapkan pada tahun 2019 kontribusi sektor pariwisata terhadap penerimaan negara mencapai US$ 24 miliar.

“Kalau masing-masing wisatawan membelanjakan US$ 1.200 maka tahun ini targetnya bisa mendapatkan US$ 12 miliar. Tahun 2019 dengan 20 juta wisatawan mancanegara masuk maka kita harapkan US$ 24 miliar,” tutur Indroyono.

Sebagai informasi fasilitas bebas visa saat ini hanya berlaku bagi 15 negara yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Hong Kong Special Administration Region (Hong Kong SAR), Makau Special Administration Region (Makau SAR), Cile, Maroko, Peru, Vietnam, Ekuador, Kamboja, Laos, dan Myanmar.

Saat ini, pemerintah tengah mengkaji untuk menambah daftar tersebut menjadi 45 negara. Dalam waktu dekat 4 negara sudah dipastikan menerima fasilitas bebas visa yaitu Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Rusia. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER