Maret-April, BUMN Konstruksi Kebanjiran Proyek Pemerintah

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 18 Mar 2015 12:36 WIB
Perusahaan konstruksi pelat merah diprediksi berlomba mendapat kucuran kontrak proyek dari pemerintah pada Maret-April sesuai target.
Pekerja melanjutkan proyek sodetan Ciliwung, Jakarta, Rabu, 18 Februari 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat menilai dalam dua bulan pertama tahun ini, kontrak baru perusahaan konstruksi masih didominasi oleh sektor swasta dan properti. Di sisi lain, perusahaan konstruksi pelat merah diprediksi berlomba mendapat kucuran kontrak proyek dari pemerintah pada Maret-April.

“Kami memprediksi kontrak baru pemerintah bulan ini dan bulan depan akan memberikan lebih banyak warna pada kinerja kontrak baru perusahaan konstruksi,” ujar analis Mandiri Sekuritas, Handoko Wijoyo seperti dikutip dari riset, Rabu (18/3).

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1/2015, proses tender untuk proyek-proyek yang ditawarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan harus dicapai pada akhir Maret 2015. Sejauh ini, sekitar 60 persen dari 10.596 paket yang akan ditawarkan telah ditenderkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah ini diterjemahkan menjadi 47 persen dari total anggaran yang direncanakan untuk sepanjang 2015. Meskipun demikian, beberapa tantangan tetap mengingat lonjakan besar dalam anggaran Kementerian, termasuk hal-hal administratif yang perlu ditangani terlebih dahulu.

Meski begitu, kemajuan yang dibuat sejauh ini terlihat menguntungkan bagi perseroan dalam pemberian proyek pemerintah, yang biasanya berlangsung antara dua sampai empat bulan setelah tender dimulai.

Handoko menyatakan, terkait kinerja perusahaan konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya Tbk. masih membukukan kinerja terbaik hingga saat ini. Perseroan membukukan 11 persen dari target 2015 Rp 31,6 triliun. Target itu naik 80 persen secara tahunan. Sementara PT PP Tbk. berkinerja paling lemah, hanya meraup 4 persen dari target 2015 perusahaan.

“PTPP membukukan kontrak baru Rp 1,1 triliun, hanya 4 persen dari target manajemen sepanjang dua bulan pertama 2015,” ujarnya.

Sementara, PT Adhi Karya Tbk. membukukan kontrak baru Rp 1,3 triliun atau 9 persen dari target manajemen perusahaan sepanjang dua bulan pertama 2015. Sektor swasta memiliki porsi 64 persen dari raihan tersebut (terutama dari proyek apartemen), sedangkan 18 persen dari proyek BUMN dan sisanya dari proyek pemerintah.

Lebih lanjut, PT Waskita Karya Tbk. memiliki Rp 700 miliar kontrak baru, atau 3 persen dari target manajemen sepanjang dua bulan pertama 2015. Sebagian besar dari kontrak baru itu berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain kontrak tambahan dari ekstensi Terminal 3 Soekarno-Hatta International Airport, akses jalan Kalibaru, dan proyek kecil lain.

“Wijaya Karya membukukan kontrak baru Rp 3,4 triliun kontrak baru atau 11 persen dari target manajemen sepanjang dua bulan pertama 2015,” jelasnya.

Beberapa proyek besar yang sudah didapatkan perusahaan adalah waduk Kreuretok di Aceh (Rp 403 miliar-dari pemerintah), jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Rp 355 miliar–swasta), jalan umum Ciledug (Rp 351 miliar–pemerintah) dan Bandara Oe-Cusse di Timor Leste (US$ 92 juta–pemerintah asing).

“Kami masih menetapkan sektor konstruksi sebagai pilihan karena pemerintah berencana menggelontorkan program infrastrukturnya secara agresif. Top pick di sektor tersebut adalah Wijaya Karya dan Wijaya Karya Beton,” ungkapnya

Kedua perusahaan itu, lanjutnya, sudah berhasil mencapai kapasitas operasional dan kapasitas keuangannya dengan baik. Wijaya Karya adalah kontraktor terbesar dari sisi jumlah karyawan dan project managers, serta memiliki 0,3x level utang bersih (net debt) pada sembilan bulan pertama 2014.

“Sebagai tambahan, ekspansi kapasitas Wijaya Karya Beton sudah dicapai dan saat ini berada pada 0,2x posisi kas bersih (net cash position) pada 12 bulan 2014,” jelasnya. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER