Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menyatakan pelaksanaan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta – Bandung paling lambat akan diputuskan sebelum akhir tahun. Pasalnya, perjanjian studi kelayakan antara pemerintah dan investor asal Tiongkok sudah diteken.
Hal tersebut menyusul penandatanganan nota kesepahaman (
memorandum of understanding/Mou) terkait studi kelayakan proyek tersebut antara Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dengan Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional RRT di Beijing, Tiongkok, Kamis (27/3) lalu.
“Pokoknya dalam waktu secepatnya mereka (tim studi kelayakan Tiongkok) melakukan kerja di lapangan dan melakukan studi tersebut. Diharapkan sebelum akhir tahun ini dapat diputuskan teknologi mana yang akan dipakai dan siapa yang akan membangun,” kata Menteri Perekonomian Sofyan Djalil ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (30/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, studi sejenis untuk proyek yang sudah digagas sejak tahun 2012 ini pernah direncanakan pada waktu Jepang menawarkan proyek kereta cepat Shinkansen ketika pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Selama ini kan sudah dilakukan studi yang dilakukan oleh pihak Jepang. Nanti (pemerintah) tahu mana yang lebih menguntungkan, mana yang lebih cepat , mana yang lebih murah, mana yang lebih menguntungkan bagi republik ini,” ujarnya.
Menurut Sofyan, dari hasil studi Tiongkok pemerintah dapat mengambil keputusan terkait teknologi yang akan digunakan. “Tapi apakah teknologi Jepang atau teknologi Tiongkok, dari hasil studi ini kita akan melihat dan akan diputuskan,” tutur Sofyan.
(gir)