Karawang, CNN Indonesia -- PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang mengelola blok Offshore North West Java (ONWJ) akan segera melanjutkan pengembangan fasilitas produksi minyak dan gas bumi (migas) tersebut setelah pemerintah memutuskan akan membatalkan proyek Pelabuhan Cilamaya di Karawang, Jawa Barat. Rencana pengembangan tersebut selama tiga tahun terakhir terhenti akibat wacana pemerintah yang akan mengembangkan Cilamaya karena dinilai membahayakan kegiatan produksi ONWJ.
Direktur Operasional PHE Bambang Kardono menjelaskan dalam rencana jangka panjang perseroan, ONWJ ditargetkan bisa meningkatkan produksi gas dari saat ini 180 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) menjadi 200 juta MMSCFD. Sementara produksi minyak ditargetkan meningkat jadi 50 barel per hari (BPH) dari produksi saat ini 40.300 BPH.
“Pada 2022 sampai 2027 produksi minyak kami targetkan 50 ribu BPH dan gas bisa menjadi 200 juta MMSCFD. Dengan kepastian Pelabuhan Cilamaya direlokasi, kami jadi mengembangkan ONWJ lagi karena ada empat plan of development (POD) yang kami rencanakan di sekitar area awal pelabuhan," kata Bambang di Karawang, Kamis (2/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menilai keputusan pemerintah yang membatalkan pembangunan proyek Pelabuhan Cilamaya sebagai keputusan yang tepat. Pertamina menurutnya selama ini keberatan dengan rencana proyek tersebut karena hanya akan mengganggu kegiatan produksi ONWJ, sebab lalu lintas kapal yang keluar masuk pelabuhan bisa membahayakan.
“Hari ini diputuskan lokasi pelabuhannya geser ke wilayah Timur, Jawa Barat dari lokasi semula. Kalau disana menurut kami memungkinkan dibangun pelabuhan itu,” kata Syamsu.
Dalam rapat singkat yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tadi pagi, Syamsu mengaku mendengar ada 9 lokasi alternatif sebagai pengganti Pelabuhan Cilamaya.
"Tapi kami belum tahu. Bappenas dan Menteri Koordinator yang akan menentukan daerah mana. Yang penting infrastruktur jalan dan energi juga jalan," ucap Syamsu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil memastikan pemerintah akan melakukan studi kelayakan sejumlah lokasi di Subang atau Indramayu sebagai lokasi pengganti Cilamaya. Faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama pemerintah dalam menentukan lokasi baru bakal pelabuhan tersebut.
“Pemerintah akan bekerja secepat mungkin. Studi akan segera dilakukan sehingga tahun ini akan diputuskan lokasi barunya,” ungkapnya.
(gen)