APBN Belum Cair, Target Industri Semen Terancam

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 13 Apr 2015 15:10 WIB
Analis menilai sektor semen akan melanjutkan tren underperform pada semester I/2015, karena permintaan masih akan berlanjut melemah.
Seorang pekerja menata sak semen ke atas truk, di Unit Packer (pengepakan) pabrik Semen Tonasa, di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10). (ANTARA FOTO/Erid Ireng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat menilai, anggaran belanja infrastruktur pemerintah yang belum cair bakal menghambat kinerja beberapa industri, salah satunya adalah semen. Hal itu bakal meghadang pencapaian target pertumbuhan industri semen yang mencapai 6 persen pada tahun ini.

“Pada kuartal I/2015, permintaan semen turun 3 persen secara tahunan. Kami khawatir jika anggaran belanja infrastruktur tidak lancar, maka penjualan semen tidak dapat mencapai target pertumbuhan 5 persen-6 persen tahun ini. Kami menetapkan kembali rekomendasi netral untuk sektor semen,” ujar Liliana S. Bambang, analis Mandiri Sekuritas dalam keterangan resmi, dikutip Senin (13/4).

Dia menjelaskan, Indonesia membukukan nilai permintaan sebesar 4,6 juta ton pada Maret, turun 6,4 persen secara tahunan. Pada data yang sama, permintaan semen sepanjang kuartal I/2015 turun 3,2 persen secara tahunan menjadi total 13,6 juta ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jika kami mengecualikan Semen Merah Putih (yang bergabung ke dalam Asosiasi Semen Indonesia), permintaan semen Indonesia turun 5,6 persen secara tahunan,” ujarnya.

Sebagian besar daerah, lanjutnya, menunjukkan permintaan yang melemah, dengan pengecualian pada kawasan Timur Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan pada kuartal I/2015 sebesar 7,7 persen. Meskipun permintaan di Jawa, yang selama ini lebih tahan, turun 3,4 persen secara tahunan.

“Ekonomi yang melambat juga tercermin dari permintaan semen pada kuartal I/2015. Komoditas yang melemas juga memperburuk permintaan semen di luar Jawa,” kata Liliana.

Menurutnya, jika eksekusi infrastruktur di bawah ekspektasi pada semester II/2015, pihaknya khawatir target pertumbuhan semen oleh Asosiasi Semen Indonesia tidak tercapai. Pasalnya, perusahaan semen masih menetapkan target pertumbuhan 5 persen-6 persen dengan harapan anggaran belanja infrastruktur akan mengangkat permintaan pada semester II/2015.

“Pangsa pasar PT Semen Indonesia Tbk. stabil pada 44,4 persen, naik tipis dari 43,8 persen pada kuartal IV/2014.

Di sisi lain, baik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan PT Holcim Indonesia Tbk. membukukan pangsa pasar kuartal I/2015 masing-masing 28,5 persen dan 13,7 persen, turun dari 30 persen dan 14,3 persen pada kuartal I/2014. Penjualan semen Semen Indonesia kuartal I/2015 turun 2 persen secara tahunan, sedangkan Indocement dan Holcim turun 8 persen secara tahunan.

“Berita baiknya adalah harga stabil setelah ada pengumuman pemangkasan harga semen BUMN oleh Presiden Jokowi. Semen Indonesia melaporkan harga semen pada Maret masih flat. Penelusuran kami menunjukkan Holcim menawarkan diskon terhadap penjualan volume besar, tetapi masih menjaga harga ritel mereka,” jelasnya.

Liliana menilai, penyebab turunnya pangsa pasar Indocement bukan karena pemangkasan harga yang dilakukan Semen Indonesia pada Januari, tetapi lebih karena fokus pada daerah yang profitabilitasnya lebih besar.

“Karena kompetisi yang ketat, permintaan sangat lemah pada kuartal I/2015. Pasar Indocement di Jawa masih terjaga pada 38 persen,” ungkapnya.

“Kami menilai sektor tersebut akan melanjutkan tren underperform pada semester I/2015, karena permintaan masih akan berlanjut melemah. Kami belum menemukan katalis dalam jangka pendek untuk sektor tersebut, dan kompetisi di dalamnya akan semakin intensif pada akhir 2015,” jelas Liliana. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER