Jakarta, CNN Indonesia -- Pengusaha gula meminta pemerintah memberi perhatian pada pabrik gula lokal. Menurutnya, saat ini kebijakan perdagangan dan investasi pemerintah tak lagi berpihak pada petani dan pengusaha lokal.
"Pak Wapres punya niat mau bangun 10-11 Pabrik Gula, namun saat ini di tengah memberantas mafia impor, malah tumbuh rafinasi," kata Kamadjaya , Presiden Direktur PT Gendis Multi Manis di Istana Wakil Presiden, Jakarta, (8/5).
Kamadjaya menjelaskan saat ini pemerintah asik dengan kebijakan impor dan lupa dengan niat usaha ekspor. Dia menambahkan menjamurnya pabrik gula rafinasi semakin membenamkan usaha ekspor karena petani gula semakin dirugikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan tersebut, Kamdjaya juga meminta pemerintah melibatkan pemain lokal jika ingin menerapkan kebijakan impor gula. Selain itu, dia juga berharap pemerintah menutup peluang operasi pabrik gula rafinasi dengan mengembangkan pabrik gula tebu.
Menurutnya, optimalisasi pabrik gula tebu terbukti menyerap tenaga kerja lebih banyak sehingga mengurangi potensi penggangguran di dalam negeri.
Untuk diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan izin impor gula mentah atau raw sugar sebanyak 945 ribu ton pada kuartal II tahun ini.
Saat ini tercatat hanya 11 industri gula rafinasi yang boleh mengelola
raw sugar. Pihaknya mengatakan, akan terus memantau peredaran gula rafinasi. Sebagaimana diketahui, setiap kontrak antara industri rafinasi dan industri mamin telah tercatat di Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Jika tidak tepat penyerapannya, maka ada indikasi gula rafinasi merembes di pasaran.