Jakarta, CNN Indonesia -- Induk usaha jaringan ritel 7-Eleven di Indonesia, PT Modern Internasional Tbk (MDRN) bakal menerbitkan surat utang global berdenominasi dolar Singapura (notes) senilai S$ 150 juta atau setara Rp 1,4 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan menyatakan surat utang tersebut bakal diterbitkan berdasarkan program dengan bunga tetap maksimum 10 persen dengan jatuh tempo maksimum lima tahun.
Perseroan menyatakan perkembangan yang sangat pesat atas pasar ritel modern, khususnya semakin tingginya permintaan akan makanan dan minuman siap saji yang disebabkan oleh gaya hidup masyarakat perkotaan di Indonesia ikut mendukung perseroan dalam meningkatkan kinerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menangkap kesempatan dan peluang dari perkembangan pesat pasar ritel yang berfokus di penyediaan makanan dan minuman tersebut, perseroan melalui entitas anak akan terus melakukan ekspansi gerai 7-Eleven.
“Rencana perseroan untuk melakukan ekspansi dan bisnis 7-eleven tersebut harus didukung dengan dana yang kuat yang direncanakan perseroan akan dibiayai secara langsung ataupun tidak langsung dengan dana hasil penerbitan notes,” tulis perseroan, dikutip Selasa (19/5).
Selain itu, sebagian dana hasil penerbitan notes juga akan dipergunakan untuk melakukan pembayaran utang atau untuk membiayai pengembangan usaha perseroan di masa mendatang. Lebih lanjut, penggunaan dana juga digunakan untuk menunjang kebutuhan pendanaan perseroan secara umum.
Nantinya perseroan akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 3 Juni 2015 untuk memperoleh persetujuan dari para pemilik saham guna menjalankan proses penerbitan surat utang tersebut.
Dari sisi kinerja, sepanjang 2014 pendapatan Modern Internasional mencapai Rp 1,43 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,27 triliun. Beban pokok penjualan Rp 852,88 miliar dari Rp 781,12 miliar.
Emiten berkode saham MDRN tersebut membukukan laba kotor sebesar Rp 585,05 miliar pada 2014, lebih tinggi dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp 492,36 miliar. Laba operasi sebesar Rp 150,42 miliar dari Rp 116,16 miliar.
Sementara itu, laba sebelum pajak yang diraih Modern Internasional mencapai Rp 60,99 miliar, lebih rendah dari sebelumnya Rp 65,04 miliar. Laba bersih yang dikantongi perseroan juga merosot 18 persen menjadi Rp 40,34 miliar dari Rp 49,22 miliar pada 2013.
Hingga 31 Desember 2014, total aset Modern Internasional mencapai Rp 2,38 triliun dari Rp 1,88 triliun. Liabilitas Rp 1,03 triliun dari Rp 855,57 miliar dan ekuitas Rp 1,34 triliun dari Rp 1,03 triliun.