Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Umum (Perum) Bulog menyatakan cadangan beras menjelang puasa dan lebaran aman, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Saat ini, Bulog memiliki cadangan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar 5,5 bulan ke depan.
"Saat ini pengadaan dalam negeri masih berlanjut rata-rata 25 ribu ton per hari. Dengan pengadaan ini diharapkan stok terus bertambah. Selain itu, dalam rangka pengamanan harga harga sampai saat ini penyaluran bagi masyarakat miskin (raskin) lancar dan Bulog siap melakukan operasi pasar apabila diperlukan," ujar Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat dikutip dari keterangan resmi, Rabu (27/5).
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga telah menjamin persediaan beras aman untuk bulaan Juli dan Agustus, khususnya pada saat lebaran. Sedangkan kenaikan harga beras akan diupayakan tak lebih dari lima persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina menyebutkan saat ini cadangan beras dalam negeri untuk menghadapi bulan Ramadan mencapai 6,7 juta ton. Angka tersebut masih kurang dari perkiraan kebutuhan beras di periode puasa dan lebaran yang mencapai 8,1 juta ton.
Kendati demikian, dari perhitungan Kementerian Perdagangan, pasokan dari panen selama bulan Juni- Juli diharapkan mencapai 1,9 juta ton.Sehingga, ada kemungkinan tejadi surplus beras mencapai 0,5 juta ton selama periode tersebut.
"Sehingga ada kemungkinan kita bisa surplus (beras),” kata Srie beberapa waktu lalu.
Pastikan Keaslian BerasMenanggapi isu beredarnya beras palsu atau beras sintetis terbuat dari plastik di beberapa daerah di Indonesia, Bulog selaku penanggung jawab dalam penyaluran beras raskin, memastikan bahwa seluruh beras yang tersedia di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia adalah beras asli dan aman untuk dikonsumsi.
Menurut Lenny, alam melakukan pembelian beras Bulog sangat memperhatikan mutu dan keamanan beras sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan keaslian dan keamanan beras Bulog. Disebutkan, untuk pengadaan gabah dan beras DN (Dalam Negeri), selain melakukan pembelian langsung melalui Satgas Pengadaan dan Unit Pengolahan Gabah atau Beras (UPGB), Bulog juga menjalin Mitra Kerja Pengadaan, serta Kelompok Tani dan Gapoktan.
"Di samping itu, Bulog juga secara rutin melakukan monitoring setiap pekan. Monitoring ini termasuk mengecek kuantitas maupun kualitas beras yang keluar masuk gudang Bulog, bahkan monitoring oleh staf gudang dilakukan harian," ujarnya.
Untuk pemasukan beras dalam negeri dari petani, kontrol kualitas dilakukan sesuai standar prosedur. Selanjutnya, apabila beras akan disalurkan dilakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas sebelum keluar dari gudang.
"Bulog sangat mendukung langkah cepat pemerintah untuk mengusut tuntas kasus beras sintesis ini ke ranah hukum, karena sudah meresahkan masyarakat," kata Lenny.
Lenny mengaku telah menginstruksikan seluruh jajaran Bulog untuk berhati-hati dengan selalu melakukan pengawasan dan melakukan pemeriksaan ulang pada saat beras masuk maupun keluar. Ia juga mengimbau agar masyarakat terus waspada akan peredaran beras palsu di pasaran.
(gen)