Jakarta, CNN Indonesia -- PT Garuda Indonesia Tbk menerbitkan sukuk global senilai US$ 500 juta dengan ganjaran kupon sebesar 5,95 persen bertenor lima tahun. Manajemen maskapai pelat merah tersebut mengklaim menjadi perusahaan pertama di Asia Pasifik yang menerbitkan sukuk global berdenominasi dolar dengan jumlah pemesanan empat kali lipat dari target.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan penawaran kupon tersebut diumumkan pada akhir rangkaian
roadshow penerbitan sukuk global yang dilakukan perusahaan ke Abu Dhabi, Dubai (Uni Emirat Arab), Hong Kong, Singapore, Zurich (Swiss), dan London (Inggris).
“Selama
roadshow digelar kami mendapat respons yang positif. Kami membuka transaksi dengan menawarkan kupon 6,25 persen, namun karena permintaan mendekati US$ 2 miliar maka kupon akhirnya ditetapkan di angka 5,95 persen,” kata Arif dikutip dari keterangan resmi, Jumat (29/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif menilai tingginya minat investor dalam membeli sukuk Garuda merupakan bentuk kepercayaan terhadap maskapai yang dipimpinnya.
Sementara Direktur Keuangan Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menilai dana yang diperoleh perseroan dari penerbitan sukuk akan menjadi sumber pendanaan baru dengan beban bunga yang lebih kompetitif.
“Ini merupakan sukuk global berdenominasi dolar pertama yang dikeluarkan oleh BUMN dan korporasi nasional di luar Indonesia, dan diharapkan akan membuka jalan bagi BUMN dan korporasi nasional lain untuk memasuki pasar tersebut,” kata pria yang kerap disapa Ari tersebut.
Secara geografis, investor penyerap sukuk global Garuda di antaranya berasal dari Timur Tengah sebanyak 56 persen, Asia 32 persen, dan Eropa sebesar 12 persen. Sementara berdasarkan tipe investor, penyerap Sukuk Global tersebut adalah 52 persen
banks/agencies, 29 persen
private banks/corporates, dan 19 persen
fund managers.
Penerbitan sukuk global sebesar US$ 500 juta tersebut sesuai persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Mei 2015 lalu, dan ditujukan untuk reprofiling utang jangka pendek yang jatuh tempo di tahun 2015 dan 2016 menjadi lebih panjang yakni 5 tahun.
Garuda kemudian menunjuk beberapa institusi keuangan sebagai
Joint Lead Managers antara lain Dubai Islamic Bank, ANZ, Standard Chartered Bank, Deutsche Bank, dan lainnya, dalam pelaksanaan aksi korporasi tersebut.
(gen)