Ekonomi Loyo, Target Pertumbuhan Semen Indonesia Turun

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Jumat, 29 Mei 2015 17:46 WIB
Koreksi pertumbuhan dilakukan perseroan setelah melihat angka penjualan semen nasional yang minus 3,5 persen pada April lalu.
Seorang pekerja berada di tumpukan Semen Gresik di salah satu toko bangunan di Surabaya, Rabu (21/1). (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk merevisi turun target pertumbuhan usahanya pada tahun ini, dari semula optimistis 4 persen menjadi hanya 1 persen. Koreksi pertumbuhan dilakukan perseroan setelah melihat angka penjualan semen nasional yang minus 3,5 persen pada April lalu.

"Semester I mungkin (penjualan semen nasional) masih akan minus 1-2 persen dan sampai akhir tahun kemungkinan tumbuh 0-1 persen. Dan kami 1 persen, di atas industri (nasional)," ujar Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia di semarang, Jumat (29/5).

Secara nasional, kata Agung, konsumsi semen nasional awal diproyeksi tumbuh sekitar 6 persen pada tahun ini. Namun, perlambatan ekonomi yang terjadi pada Januari-Maret membuat target tersebut menjadi lurang realistis untuk bisa dicapai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berharap pembangunan infrastruktur membaik pada kuartal II dan setelahnya," tuturnya.

Agung mengatakan total produksi Semen Indonesia grup saat ini sebanyak 31,87 juta ton atau 38 persen dari total produksi nasional. Namun, BUMN semen ini menguasai pangsa pasar hingga 44 persen.

Kapasitas produksi perseroan diyakini Agung berpotensi tambah sekitar 6 juta ton pada 2017 jika dua pabrik barunya di Rembang dan Indarung VI beroperasi sesuai jadwal. Pabrik semen Rembang sesuai rancangan proyek perseroan dijadwalkan tuntas dibangun kuartal III 2016.

"Jadi di 2017 kapasitas produksi kamo bisa sekitar 37-38 juta ton," katanya.

Sebagai informasi, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat konsumsi semen pada bulan lalu sebesar 4,51 juta ton atau lebih rendah 0,3 persen dibandingkan April 2014 sebanyak 4,53 juta ton.

Perusahaan-perusahaan semen nasional tercatat lebih memilih untuk menggiatkan ekspor pada bulan keempat 2015. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekspor sebesar 374,6 persen menjadi 47,45 ribu ton dibandingkan realisasi ekspor April 2014 sebesar 10 ribu ton.

Melonjaknya permintaan semen di luar negeri yang signifikan tersebut, justru tergerus permintaan semen domestik yang turun 1,1 persen menjadi 4,47 juta ton dibandingkan April 2014 sebanyak 4,52 juta ton.

Realisasi tersebut menjadikan volume semen yang diserap pasar sepanjang Januari-April 2015 turun 2 persen dibandingkan periode yang sama di 2014 menjadi 18,25 juta ton dibandingkan sebelumnya 18,62 juta ton.

Sementara grup Semen Indonesia sebagai pemimpin pasar semen nasional juga mengalami penurunan penjualan selama empat bulan pertama di 2015.

Induk usaha dari PT Semen Padang, PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Vietnam tersebut hanya berhasil menjual sebanyak 8,06 juta ton semen sepanjang Januari-April 2015, turun 1,4 persen dibandingkan realisasi penjualan empat bulan pertama di 2014 sebanyak 8,18 juta ton.

Penguasa 44,16 persen produksi semen nasional tersebut juga mengalami pertumbuhan penjualan ke luar negeri yang signifikan seperti halnya perusahaan semen nasional lainnya. Semen Indonesia berhasil mengekspor sebanyak 136,43 ribu ton semen, naik 812,3 persen dibandingkan realisasi ekspor sampai April 2014 sebanyak 14,95 ribu ton.

Sementara penjualan semen di dalam negeri mengalami penurunn 2,9 persen menjadi 7,93 juta ton dari sebelumnya 8,16 juta ton sampai April 2014. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER