Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Layanan Umum Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BLU CPO
fund) akan memprioritaskan setoran masuk dari para eksportir untuk mendanai kegiatan penanaman kembali (
replanting) lahan perkebunan sawit. Program
replanting akan diupayakan tahun ini karena sifatnya mendesak untuk menjaga kesinambungan produksi sawit dan produk turunannya.
“Kami mau
replanting tahun ini karena kondisinya sudah kritis yaitu harus mengejar musim hujan dan itu harus dihitung mundur kapan harus ditebang pohon yang lamanya dan sebagainya," ujar Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama BLU CPO
fund di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (15/6).
Sebelum
replanting dilakukan, Bayu menjelaskan kesepakatan penggunaan dana untuk membiayai petani harus dibuat terlebih dahulu dengan bank kustodian yang akan ditunjuk kemudian. Bank kustodian tersebut adalah bank badan usaha milik negara (BUMN) yang bisa saja melibatkan bank nasional lain dalam melakukan transaksi harian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya kira perlu kerja yang sangat cepat, musim hujan kami perhitungkan ada di bulan Oktober. Kemudian persiapan dan lain-lain dalam waktu 1,5 bulan sebelumnya," tuturnya.
Intinya, lanjut Bayu, skema pembiayaan
replanting bagi petani sawit perlu dirancang segera dan harus final pada bulan depan. Menurutnya, tak ada alasan bank untuk menolak pengajuan kredit
replanting sawit karena bisnis ini dinilai sangat menjanjikan keuntungan.
"Tapi memang ada tantangan di petani swadaya, jadi ada petani inti dan petani swadaya. Petani swadaya ini yang pertama kali membutuhkan bantuan. Kami akan berinteraksi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian secara intens untuk menentukan lahan mana yang perlu di-
replanting," tutur Bayu.
Putar UangMantan Wakil Menteri Pertanian dan Perdagangan ini menjelaskan iuran eksportir sawit dan produk turunannya nanti akan dikumpulkan dalam satu akun bank kustodian. Dana tersebut akan dikelola antara lain dengan diputar ke dalam bentuk investasi reksadana guna mendapatkan keuntungan untuk biaya operasional.
"Sehingga dia bisa melakukan nilai tambah dalam bentuk finansial sehingga dana yang akan dimiliki oleh BLU sawit bukan hanya berasal dari pungutan tapi juga dari perputaran dana yang bisa memberikan nilai yang lebih besar," tuturnya.
Sebelumnya Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsyad menyatakan siap memanfaatkan CPO
fund yang dihimpun pemerintah pasca diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 tahun 2015. Menurut Asmar, para petani akan bisa memanfaatkannya untuk meremajakan 1,5 juta hektare lahan sawit di Indonesia.
“Perpres ini sudah mengakomodir kepentingan petani termasuk didalamnya ada bantuan untuk peremajaan kebun sawit. Saat ini ada sekitar 1,5 juta hektare yang harus diremajakan. Untuk itu, implementasi Perpres ini sebisa mungkin secepatnya dilaksanakan,” kata Asmar.
Ia berhitung jika pemerintah konsisten mengutip CPO
fund tersebut, uang yang terkumpul bisa digunakan untuk meremajakan 250 ribu hektar kebun kelapa sawit per tahun. Semakin banyak kebun yang bisa diremajakan oleh pemerintah, maka produksi CPO akan meningkat.
Menurutnya saat ini produksi CPO Indonesia mencapai 32 juta ton per tahun. Namun, ia memperkirakan angka tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan produsen biodiesel nasional.