Batal Ekspansi ke Arab Saudi, Nusa Konstruksi Incar Proyek RI

CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2015 18:15 WIB
Perusahaan akan fokus membidik proyek konstruksi dalam negeri mengingat banyak sekali tender-tender yang akan dilakukan pemerintah dan swasta.
Banyaknya proyek infrastruktur dalam negeri yang akan dilelang pemerintah, membuat Nusa Konstruksi fokus menggarap proyek dalam negeri. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan konstruksi, PT Nusa Konstruksi Enjiniring memastikan belum membidik proyek di negara lain pasca dibatalkannya proyek konstruksi apartemen dan hotel di Arab Saudi, Gulf Power Arabia pada awal tahun ini.

Perusahaan akan fokus membidik proyek konstruksi dalam negeri mengingat banyak sekali tender-tender yang akan dilakukan pemerintah dan swasta.

"Kami belum berencana untuk melakukan ekspansi ke negara lain lagi pasca proyek kami di Arab Saudi dibatalkan. Kami akan fokus ke proyek dalam negeri," terang Sekretaris Perusahaan Nusa Konstruksi Djohan Halim di Jakarta, Senin (15/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, pembatalan proyek ini dikarenakan izin konstruksi yang tidak keluar selama tiga tahun, sehingga perusahaan tak bisa melakukan tender atas rencana proyek disana. Kendati demikian, pembatalan ini tak berdampak signifikan terhadap perusahaan karena porsi nilai investasinya yang terbilang kecil.

Sebagai informasi, Nusa Konstruksi berencana melakukan penetrasi ke Arab Saudi melalui bantuan perusahaan setempat Gulf Power Arabia yang diaplikasikan dalam bentuk perusahaan Joint Venture bernama Duta Graha Arabia. Nusa Konstruksi sendiri rencananya memiliki saham 49 persen dengan investasi sebesar Rp 10 miliar.

Kontrak Baru Rp 2,2 Triliun

Dengan fokus ke dalam proyek dalam negeri, perusahaan berharap dapat memperoleh kontrak baru senilai Rp 2,2 triliun pada tahun ini atau naik sebesar 10 persen dibanding target tahun lalu senilai Rp 2 triliun. Untuk tahun ini, perusahaan tengah membidik Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) melalui Power Purchase Agreement (PPA) yang diharap bisa berkontribusi ke pendapatan tahun ini, yang diharapkan juga bisa mencapai Rp 2,2 triliun.

"Tahun ini kita memiliki tiga proyek PLTMH, di mana dua diantaranya akan selesai pada Juni ini, dan satu lagi akan selesai setelah lebaran. Lokasinya dua di Jawa Barat dan satu di Sumatera Barat," tambah Djohan.

Sedangkan sepanjang kuartal I kemarin, perusahaan berhasil membukukan kontrak baru senilai Rp 562 miliar, atau 25,54 persen dari total target nilai kontrak hingga akhir tahun. Dengan demikian, maka total kontrak yang telah dicatat perusahaan hingga periode tersebut adalah Rp 2,92 triliun.

Ke depan, perusahaan akan lebih fokus dalam membidik proyek swasta karena nilainya lebih besar dibanding proyek pemerintah. Ia mengatakan, nilai proyek swasta bisa lebih besar tiga kali lipat dibanding nilai proyek pemerintah dan bisa lebih berkontribusi pada pendapatan perusahaan.

"Proyek pemerintah paling besar rata-rata hanya Rp 200 miliar sedangkan swasta bisa sampai Rp 1 triliun," terangnya.

Pada kuartal I yang lalu, pendapatan perusahaan menurun dari Rp 480 miliar di tahun lalu menjadi Rp 430 miliar, atau turun sebesar 11,63 persen. Dengan kata lain, perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar 19,55 persen dari target.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER