Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai Lion Air sepertinya menunda rencana melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering-IPO) pada kuartal I-2016. CEO Lion Air Rusdi Kirana mengatakan penundaan itu terkait melemahnya kondisi pasar.
Rusdi, kepada kantor berita Reuters melalui sambungan telepon, kamis (18/6), mengatakan rencana IPO tetap ada dalam program. Dia berharap perusahaannya bisa meraup Rp 10 triliun dari IPO itu.
Pada tahun lalu, di Paris, Rusdi pernah mengungkapkan bahwa sebagian dana IPO akan digunakan untuk berekspansi di bandar udara. Saat itu, Lion juga memesan pesawat berbadan lebar Airbus A330, yang rencananya dipakai di jalur padat domestik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami sedang berbicara dengan perbankan soal IPO dan akan memakai uang itu untuk membangun hub. Sekarang kami memakai uang sendiri, tapi harapannya pada kuartal I-2016 perusahaan akan melakukan IPO dan akan menggunakan sebagian uang untuk ekspansi bandar udara,” kata Rusdi saat itu.
Ketika hendak dikonfirmasi, pejabat Lion Air yang dihubungi CNN Indonesia tak merespons. Edward Sirait, Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines tak menjawab panggilan telepon dan pesan singkat yang dikirimkan. Begitu juga Capt. Daniel Putut, Direktur Operasional PT Lion Mentari Airlines.
Seperti diketahui, rencana Lion Air berekspansi di bandar udara pernah disebutkan bakal dimulai di Bandara Halim Perdanakusuma. Tapi baru-baru ini pihak TNI menyatakan akan mengevaluasi penggunaan Halim untuk penerbangan komersial.
Pihak TNI Angkatan Udara bahkan menyatakan kegiatan penerbangan komersial di Halim sudah tak tertib. Maskapai disebut memarkirkan pesawatnya secara tak beraturan. (Baca:
TNI AU Sebut Penerbangan Komersial di Halim Makin Tak Tertib)