Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berwacana mencabut subsidi listrik untuk dialihkan menjadi subsidi langsung bagi kelompok masyarakat kecil yang membutuhkan. Dengan rencana tersebut, ke depannya hanya pelanggan listrik 450 VA yang akan mendapatkan transfer subsidi tunai senilai besaran kenaikan tarif listrik yang menjadi beban tambahannya.
"Yang saya dengar, kebijakannya mengganti subsidi barangnya menjadi subsidi orangnya. Kalau kamu pakai listrik 450 VA, dikasih subsidi ke kamu untuk membayar listrik," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil di kantornya, Jumat (19/6).
Sofyan meyakini rencana pengalihan subsidi listrik ini tak akan memberatkan masyarakat kecil karena beban kenaikan tarif yang ditimbulkan dapat tertutup oleh dana subsidi langsung. Kebijakan ini juga dipastikan Sofyan akan tepat sasaran karena calon penerimanya sudah jelas mengacu pada data pelanggan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan mudah karena semua pemilik listrik ada nomor rekeningnya, tinggal masuk saja ke rekening dia," tuturnya.
Apabila selama ini pelanggan membayar tagihan listrik ke rekening PLN, Sofyan menambahkan ke depannya pemerintah yang akan menyetor sejumlah uang ke rekening pelanggan. "Misalnya, harga sekarang Rp 500, lalu dinaikkan harga jadi Rp 1.000, tapi kita bayar mereka subsidi," katanya.
Kebijakan ini, lanjut Sofyan, akan lebih menghemat penggunaan listrik mengingat tarifnya akan menjadi lebih mahal. "Karena sekarang listrik murah, siang-siang pun dihidupkan lampunya," tuturnya.
Sejauh ini, Sofyan Djalil menegaskan baru kelompok masyarakat pengguna listrik 450 VA yang dipertimbangkan mendapatkan subsidi tunai. sementara untuk kelompok pengguna listrik 900 VA dan di atasnya belum ada pembahasan untuk diberikan subsidi langung.
"Sama seperti BBM sudah bebas subsidi. Nanti listrik diberikan subsidi dalam bentuk uang untuk rekening masing-masing," tuturnya.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP), pemerintah mengalokasikan anggaranb subsidi listrik sebesar Rp 73,14 triliun, turun Ro 28,16 persen dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 101,81 triliun.