Bos ISC Pertamina Bidik Penghematan Impor Minyak US$ 110 Juta

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 30 Jun 2015 10:18 WIB
ISC Pertamina berhasil meyakinkan Saudi Aramco agar Pertamina tidak perlu menerbitkan L/C untuk membayar gas yang dibelinya mulai Juni 2015.
Vice President Intergrated Supply Chain (ISC) Daniel Purba (kiri) berbicang dengan Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika di Jakarta, Rabu (20/5). (CNN Indonesia/Diemas Kresna Duta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Pertamina (Persero) telah menitahkan unit bisnis Integrated Supply Chain (ISC) menggantikan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dalam melakukan pengadaan impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) sesuai rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas). Transparansi proses pengadaan melalui tender terbuka disebut Daniel S. Purba, Vice President ISC Pertamina menjadi salah satu kunci unit bisnis yang dipimpinnya memasang target bisa menghemat kas perusahaan sampai US$ 110 juta.

“Sampai Mei 2015, efisiensi di segala lini yang kami lakukan menghasilkan penghematan US$ 34 juta-US$ 39 juta. Mudah-mudahan sampai akhir tahun target US$ 110 juta bisa tercapai,” kata Daniel dikutip dari laman Pertamina, Selasa (30/6).

Menurut Daniel, angka penghematan sampai bulan ke lima tersebut masih bisa lebih tinggi. Sebab ISC masih memiliki sebagian transaksi pembelian minyak yang belum bisa dibukukan di semester I.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daniel menjelaskan, efisiensi dari sisi pengadaan minyak mentah dan BBM yang dilakukan ISC sebagian besar dilakukan dengan mengevaluasi ulang kontrak-kontrak pembelian yang sebelumnya telah dibuat oleh Petral. Dalam melakukan pekerjaan itu, ISC bekerjasama dengan bagian hukum dan bagian keuangan perseroan. Jika harga dinilai oleh tim terlalu mahal, maka ISC akan maju menegosiasikan kembali kontrak tersebut.

Mantan anggota tim Reformasi Tata Kelola Migas itu menyebut baru-baru ini berhasil melakukan negosiasi dengan Saudi Aramco yang telah memasok gas ke Pertamina sekitar 20 tahun terakhir. Sebelumnya, Daniel menyebut Pertamina harus menerbitkan letter of credit (L/C) sebagai mekanisme pembayaran.

“Namun mulai Juni 2015 ini, Saudi Aramco sudah bersedia untuk Pertamina tidak menerbitkan L/C lagi. Ini adalah bentuk kepercayaan dari pemasok minyak mentah kepada Pertamina dalam kaitannya dengan jaminan pembayaran. Dengan tidak menerbitkan L/C, Pertamina mampu berhemat sekitar US$ 2 sen-US$ 3 sen per barel,” jelas Daniel.

Hal lain yang juga dilakukan Pertamina untuk berhemat adalah mengupayakan pembelian gas dalam kargo-kargo ukuran besar. Ia menilai kalau pembelian kargo dilakukan dalam volume yang lebih kecil, tentu biaya pengangkutannya akan lebih mahal.

Pertamina juga sudah mengoptimalkan penggunaan kapal-kapal milik Pertamina Shipping untuk mengangkut BBM, minyak mentah dan elpiji impor dari titik penjualan ke dalam negeri.

Jaga Transparansi

Untuk mencegah ISC menjalankan bisnis pengadaan migas di area abu-abu seperti yang dilakukan Petral dulu, Daniel memastikan ISC akan terus menerapkan pengadaan secara transparan.

“Pola mekanisme tender yang kami lakukan itu melalui email atau online, dan cara-cara kami mengevaluasi penawaran yang masuk juga dengan cukup ketat dan prudent. Diharapkan dengan cara-cara tersebut, mekanisme pengadaan ataupun penjualan Pertamina bisa lebih auditable, akuntabel dan transparan,” kata Daniel. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER