Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Pertamina (Persero) telah menitahkan unit bisnis Integrated Supply Chain (ISC) menggantikan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dalam melakukan pengadaan impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) sesuai rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas). Transparansi proses pengadaan melalui tender terbuka disebut Daniel S. Purba, Vice President ISC Pertamina menjadi salah satu kunci unit bisnis yang dipimpinnya memasang target bisa menghemat kas perusahaan sampai US$ 110 juta.
“Sampai Mei 2015, efisiensi di segala lini yang kami lakukan menghasilkan penghematan US$ 34 juta-US$ 39 juta. Mudah-mudahan sampai akhir tahun target US$ 110 juta bisa tercapai,” kata Daniel dikutip dari laman Pertamina, Selasa (30/6).
Menurut Daniel, angka penghematan sampai bulan ke lima tersebut masih bisa lebih tinggi. Sebab ISC masih memiliki sebagian transaksi pembelian minyak yang belum bisa dibukukan di semester I.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daniel menjelaskan, efisiensi dari sisi pengadaan minyak mentah dan BBM yang dilakukan ISC sebagian besar dilakukan dengan mengevaluasi ulang kontrak-kontrak pembelian yang sebelumnya telah dibuat oleh Petral. Dalam melakukan pekerjaan itu, ISC bekerjasama dengan bagian hukum dan bagian keuangan perseroan. Jika harga dinilai oleh tim terlalu mahal, maka ISC akan maju menegosiasikan kembali kontrak tersebut.
Mantan anggota tim Reformasi Tata Kelola Migas itu menyebut baru-baru ini berhasil melakukan negosiasi dengan Saudi Aramco yang telah memasok gas ke Pertamina sekitar 20 tahun terakhir. Sebelumnya, Daniel menyebut Pertamina harus menerbitkan
letter of credit (L/C) sebagai mekanisme pembayaran.
“Namun mulai Juni 2015 ini, Saudi Aramco sudah bersedia untuk Pertamina tidak menerbitkan L/C lagi. Ini adalah bentuk kepercayaan dari pemasok minyak mentah kepada Pertamina dalam kaitannya dengan jaminan pembayaran. Dengan tidak menerbitkan L/C, Pertamina mampu berhemat sekitar US$ 2 sen-US$ 3 sen per barel,” jelas Daniel.
Hal lain yang juga dilakukan Pertamina untuk berhemat adalah mengupayakan pembelian gas dalam kargo-kargo ukuran besar. Ia menilai kalau pembelian kargo dilakukan dalam volume yang lebih kecil, tentu biaya pengangkutannya akan lebih mahal.
Pertamina juga sudah mengoptimalkan penggunaan kapal-kapal milik Pertamina Shipping untuk mengangkut BBM, minyak mentah dan elpiji impor dari titik penjualan ke dalam negeri.
Jaga TransparansiUntuk mencegah ISC menjalankan bisnis pengadaan migas di area abu-abu seperti yang dilakukan Petral dulu, Daniel memastikan ISC akan terus menerapkan pengadaan secara transparan.
“Pola mekanisme tender yang kami lakukan itu melalui
email atau
online, dan cara-cara kami mengevaluasi penawaran yang masuk juga dengan cukup ketat dan prudent. Diharapkan dengan cara-cara tersebut, mekanisme pengadaan ataupun penjualan Pertamina bisa lebih
auditable, akuntabel dan transparan,” kata Daniel.
(gen)