Perjanjian Mitratel Diperpanjang, Saham Telkom dan TBIG Naik

CNN Indonesia
Kamis, 02 Jul 2015 10:11 WIB
Diperpanjangnya masa perjanjian bersyarat (CSEA) tukar guling saham Mitratel memberi sentimen positif bagi saham Telkom dan Tower Bersama.
Pekerja Telkom. (REUTERS/Supri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk diperdagangkan naik pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis (2/7), usai manajemen Telkom memastikan diperpanjangnya masa perjanjian bersyarat (conditional share exchange agreement/CSEA) atas rencana tukar guling PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dari batas waktu 30 Juni 2014 menjadi akhir Maret 2016.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham Telkom naik 0,56 persen menjadi Rp 2.930 per saham dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp 2.920 per saham. Sementara saham Tower Bersama naik 0,56 persen menjadi Rp 8.900 per saham dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp 8.850 per saham.

“Telkom mengumumkan bahwa perjanjian penukaran saham bersyarat dengan Tower Bersama atas Mitratel masih dalam proses pemenuhan syarat penutupan perjanjian lebih lanjut. Untuk itu Telkom dan Tower bersama telah setuju memperpanjang tanggal pemenuhan syarat menjadi selambatnya 30 September 2015 hingga enam bulan berikutnya,” ujar Andi Setiawan, Vice President Investor Relations Telkom melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Kamis (2/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan bahwa rencana transaksi tersebut dibatalkan karena tidak memperoleh persetujuan Dewan Komisaris Telkom.

“Dewan Komisaris (Telkom) terakhir telah menginformasikan kepada kami, mereka sudah rapat lagi antara Dewan Komisaris dan Direksi bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bersama-sama telah menyetujui membatalkan transaksi (tukar guling saham) Mitratel,” tutur Rini dalam rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Selasa (30/6).

Menurut Rini, pembatalan tersebut disampaikan oleh Dewan Komisaris Telkom secara lisan sekitar minggu lalu. “Karena itu kan aksi korporasi ya jadi itu secara lisan saja dilaporkan kepada saya,” ujarnya.

Sempat Turun

Akibat pernyataan Rini tersebut, saham kedua emiten sempat tergelincir karena dinilai investor memberikan sentimen buruk bagi kinerja keduanya. Hal itu terlihat dari anjloknya saham perseroan pada penutupan perdagangan Rabu (1/7).

Berdasarkan pantauan, saham Tower Bersama sempat anjlok 4,07 persen atau 375 poin ke level Rp 8.850 per lembar. Padahal, sebelumnya harga saham TBIG ditutup di level Rp 9.225 per lembar.

Tanggapan negatif pelaku pasar bukan tanpa alasan. Pasalnya, sebelumnya Tower Bersama telah menyatakan akan membeli kembali saham atau buyback maksimum 5 persen dengan dana yang disiapkan sebesar Rp 2,2 triliun terkait tukar guling Mitratel.

Sementara saham Telkom pada penutupan perdagangan kemarin sempat turun menjadi Rp 2.920 per saham dari pembukaan Rp 2.935 per saham.

Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinand Hutahaean menilai sepatutnya Menteri Rini tidak melontarkan pernyataan-pernyataan yang justru merugikan BUMN yang dibinanya.

"Dari awal kami sudah sangat keras bersuara dan bahkan menolak Rini untuk memimpin Kementerian BUMN. Kami sangat paham Rini bukanlah orang yang cakap mengurus BUMN," kata Ferdinand. Ditambahkannya, Rini tidak punya konsep jelas membesarkan dan menata BUMN kecuali hanya memaksa perusahaan pelat merah itu berutang.

"Coba lihat sekarang situasi BUMN kita, semua kacau balau, tidak ada yang lebih maju dari sebelumnya, bahkan mempertahankan yang sudah ada saja tidak mampu, apalagi membesarkan," tegasnya.

Ferdinand mencatat belum setahun menduduki posisi orang nomor satu di Kementrian BUMN, Rini Soemarno dinilainya belum menghasilkan prestasi. Mulai dari munculnya masalah dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia II, pergantian Direktur Utama Perum Bulog yang baru menjabat seumur jagung padahal dipilihnya sendiri.

Sampai yang terakhir secara tidak langsung mengintervensi transaksi tukar guling saham Telkom dengan Tower Bersama melalui pernyataan yang memberikan sentimen negatif kala melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI pada Selasa (30/6) lalu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER