Menkeu: Sukses Tarik Utang Bukti Investor Percaya Pemerintah

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 03 Jul 2015 06:11 WIB
Kesuksesan Kementerian Keuangan melelang surat utang negara dianggap Bambang Brodjonegoro sebagai bentuk kepercayaan investor yang masih terjaga.
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro (kanan), disaksikan Chairman RSM AAJ Amir Abadi (kedua kiri) dan Chairman RSM International Mike Kirley (kedua kanan), menyalami RSM International Board Member Laurence Longe, yang berkunjung ke Indonesia dalam rangka menghadiri RSM Asia-Pasific Conference, di Jakarta, Kamis (7/4). (ANTARA FOTO/Audy Alwy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menampik isu larinya investor lokal maupun asing dari pasar keuangan akibat buruknya kinerja ekonomi selama semester I 2015.

Dia mengklaim, kepercayaan investor khususnya di pasar modal masih tetap terjaga. Hal itu terlihat dari masih tingginya permintaan terhadap surat utang negara yang diterbitkan pemerintah.

Buktinya, kata Bambang, pada Selasa (23/6) pemerintah melelang Surat Utang Negara (SUN) konvensional dengan target indikatif sebesar Rp 12 triliun. Namun, penawaran yang masuk dari investor mencapai Rp 40 triliun atau kelebihan permintaan (over subscribe) sebanyak 3,5 kali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehari sebelumnya, Senin (22/6), Bambang menambahkan pemerintah juga melelang SUN berdenominasi dolar Amerika Serikat (Global Bond) dengan target penarikan US$ 500 juta dan tercatat permintaan yang masuk dari investor mencapai US$ 820 juta atau over subscribe dua kali.

"Meski kecil. Tapi ini menunjukan setiap lelang oversubscribenya tinggi. Ini menunjukkan kondisi ekonomi kita masih bagus dan ini artinya menurunkan nilai imbal (yield) dan kita punya ruang untuk upsize," ujar Bambang dalam konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Kamis (2/7).

Bambang menjelaskan tiga karakteristik investor yang sering masuk ke pasar keuangan nasional. Karakter pertama adalah investor yang pergi dan datang begitu saja dengan motif spekulasi. Investor jenis ini menurut Bambang hanya mencari keuntungan jangka pendek.

Investor jenis kedua menurut Bambang adalah investor yang konservatif. Investor ini lebih berorientasi mengarah kepada keuntungan jangka panjang.

"Biasanya mereka membeli obligasi dengan tenor 5 hingga 10 tahun," jelas Bambang.

Dan yang terakhir adalah investor bank sentral dan pemerintah negara asing. Ia mengklaim, investor seperti ini yang rata-rata masuk ke pasar obligasi negara.

"Ini lebih aman, karena mereka bukan yang come and go dan tidak bicara jangka lanjang dan pendek. Sifatnya solid dan permanen," ujarnya. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER