Efek Krisis Yunani, Menkeu Tahan Penerbitan Euro Bond

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 03 Jul 2015 08:41 WIB
Melalui lelang surat utang tersebut, pemerintah sebelumnya menargetkan bisa mendapat suntikan pembiayaan sekitar US$ 1,7 miliar.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro. (ANTARA FOTO/ho/Subur)
Jakarta, CNN Indonesia -- Efek krisis keuangan yang melanda Yunani telah membuat pelaku pasar keuangan di Eropa was-was. Melihat fenomena ini, pemerintah Indonesia memutuskan menahan diri untuk menerbitkan surat utang negara berdenominasi Euro (Euro Bond) yang dikhususkan untuk investor Eropa.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan kepercayaan pasar Eropa kini sangat tergantung dengan keputusan status Yunani dalam keanggotannya di Uni Eropa. Dia mengatakan jika tidak ada kejadian bangkrutnya Yunani, maka nilai Euro Bond diperkirakan akan tetap tinggi dan menarik.

"Kepercayaan itu sangat berpengaruh ke obligasi Euro. Kalau tidak ada Yunani saya yakin kelebihan permintaannya (oversubscribe) nya tinggi," ujar Bambang, di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Kamis (2/7) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pemerintah berencana menerbitkan Euro Bond pada akhir paruh pertama 2015. Melalui lelang surat utang tersebut, pemerintah menargetkan bisa mendapat suntikan pembiayaan sekitar US$ 1,7 miliar atau setara Rp 22,14 triliun.

"Namun dengan kondisi Yunani ini siapa yang berani. Orang akan lihat apakah Yunani akan keluar. Apakah Uni Eropa akan bertahan tanpa Yunani. Begitu juga sebaliknya. Jadi pengaruhnya ke Euro Bond," jelasnya.

Sementara itu Direktur Strategis dan Portfolio Utang Kementerian Keuangan Schneider Siahaan mengatakan kondisi paling tepat untuk menerbitkan surat utang berdenominasi valas adalah awal tahun atau pada September.

"Awal tahun itu sebenarnya paling tepat, dimana pasar dalam kondisi tenang dan stabil. September juga, namun untuk sekarang ada saja gangguannya," ujar Schneider, Rabu (1/7) lalu.

Selain menerbitkan Euro Bond, pemerintah juga berencana menerbitkan surat utang negara berdenominasi Yen Jepang (Samurai Bond). Bambang memastikan proses administrasi khususnya permasalahan pajak yang mengganjal rencana tersebut.

"Masalah pajak sudah beres. Bulan ini akan di issue," ujarnya.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan pembiayaan sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun melalui penerbitan samurai bond di pasar Jepang pada semester I 2015. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER