Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengubah formula pembentukan harga batubara yang selama ini menjadi dasar penetapan harga batubara acuan (HBA) Indonesia setiap bulannya. Ini dilakukan lantaran batubara Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar khususnya untuk batubara berkalori rendah dan sedang di pasar dunia.
"
In the near future, kami sedang me-
review rumusan ini. Dengan memperhitungkan
market share yang besar, sehingga diharapkan
coal Indonesia menjadi
price leader. Saat ini India sebetulnya juga sudah menggunakan
Indonesia Coal Index (ICI) sebagai patokan harga," ujar Adhi Wibowo, Direktur Pengusahaan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM kepada CNN Indonesia, Rabu (8/7).
Sebagaimana diketahui, untuk menetapkan HBA Indonesia pemerintah melalui Kementerian ESDM mengacu pada formula pembentukan empat indeks, yakni ICI, NEX Newcastle, GC Global Coal, dan Platts.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantaran batubara Indonesia banyak dipakai untuk memenuhi kebutuhan impor, pemerintah pun akan menjadikan harga acuan ICI sebagai formula utama pembentukan harga. Namun, Adhi masih enggan membeberkan kapan formula pembentukan harga baru akan mulai diterapkan.
"Saat ini kan HBA dihitung bedasar 4 indeks yaitu ICI, NEX newcastle, GC Global Coal, dan Platts sama rata, tanpa memperhitungkan
market share coal Indonesia yang notabene-nya
low dan
medium rank. Sementara Indonesia adalah
market leader-nya. Jadi ke depan akan diubah," tuturnya.
Harga TurunMenyinggung soal penetapan HBA Juli 2015, saat ini level harga batubara Indonesia berada di kisaran US$ 59,16 per ton. Angka ini diketahui turun US$ 0,43 dibandingkan HBA Juni sebesar US$ 59,59 per ton.
Adhi mengungkapkan, penurunan HBA sendiri terjadi lantaran empat indeks harga batubara dunia yang menjadi patokan HBA juga menurun. "HBA Juli ini US$ 59,16 per ton," tandas Adhi.