Ekonomi Dipatok Tumbuh 5,5%, BKPM Dorong Investasi Manufaktur

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 17 Agu 2015 12:05 WIB
BKPM memasang target investasi manufaktur 2016 sebesar Rp 313,5 triliun, meningkat 47,94 persen dibandingkan dengan target tahun ini Rp 211,9 triliun.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat memberikan keterangan terkait perkembangan investor Tiongkok dan Jepang, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupaya  mendorong lebih banyak investor baru masuk ke sektor manufaktur guna ikut memperkokoh pondasi ekonomi nasional yang selama ini terlalu mengandalkan konsumsi.

Kepala BKPM, Franky Sibarani menjelaskan dengan naiknya porsi invesasi di sektor manufaktur diharapkan dapat menunjang pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen yang direncanakan pemerintah pada tahun depan.

Menurut Franky, strategi investasi tersebut sejalan dengan upaya peralihan ekonomi dari yang selama ini bersifat konsumtif menjadi lebih produktif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"BKPM berkeinginan investasi dapat mendukung transformasi ekonomi dari konsumsi ke produksi. Realisasi investasi yang fokus ke arah industri pengolahan dan infrastruktur dapat mendukung terciptanya fundamental ekonomi berbasis produksi," jelas Franky siaran pers BKPM dikutip Senin, (17/8).

Seperti yang dijelaskan Franky, BKPM memasang target investasi langsung di sektor manufaktur untuk tahun depan sebesar Rp 313,5 triliun, meningkat 47,94 persen dibandingkan dengan target tahun ini Rp 211,9 triliun.

Selain itu, kontribusi investasi manufaktur terhadap keseluruhan nilai penanaman modal pada tahun depan juga diharapkan bisa mengambil porsi 52,7 persen, meningkat dibanding target tahun ini yang sebesar 40,78 persen. BKPM optimis target pertumbuhan investasi tersebut dapat tercapai melihat realisasi investasi Semester I 2015 yang tumbuh sebesar 20,47 persen.

"Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, realisasi investasi beberapa industri sektor manufaktur dapat tumbuh cukup tinggi seperti industri logam, industri kimia, industri mineral non logam, industri tekstil dan Industri kayu. Meski pun ada beberapa industri yang perlu perhatian lebih seperti industri makanan dan Industri alas kaki," jelas Franky.

Untuk merealisasikan pertumbuhan tersebut, Franky berjanji BKPM akan berkoordinasi dengan beberapa instansi untuk mendorong kebijakan yang pro investasi manufaktur. Pasalnya, sektor industri merupakan salah satu sektor prioritas penanaman modal di samping infrastruktur, pertanian, maritim, serta pariwisata.

"Concern investor di sektor industri padat karya dan orientasi ekspor adalah adanya kepastian formula penentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku setidaknya lima tahun serta kebijakan kerjasama perdagangan dengan negara lain untuk meningkatkan daya saing ekspor," tuturnya.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 594,8 triliun atau meningkat 14,49 persen dibanding target realisasi tahun ini yang sebesar Rp 519,5 triliun. Di dalam angka tersebut, proporsi sektor industri pengolahan ditargetkan sebesar Rp 313,5 triliun (52,7 persen), sektor tersier termasuk infrastruktur sebesar Rp 183,7 Triliun (30,9 persen), serta sektor primer atau komoditas sebesar Rp 97,6 Triliun (16,4 persen).

Sementara itu, BKPM menargetkan kontribusi investasi di sektor manufaktur bisa mencapai 55,5 persen atau Rp 517,81 triliun dari total target investasi yang mencapai Rp 933 triliun pada 2019. Maka dari itu, mulai 2017 BKPM merencanakan lebih dari 50 persen investasi akan ditawarkan ke investor untuk dilakukan di luar Jawa, khususnya di 14 kawasan industri yang dicanangkan Kementerian Perindustrian. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER